Tulisan ini saya buat untuk dimuat di Okezone.com. Laporannya dimuat menjadi dua bagian. Lihat DI SINI dan DI SINI.
bule-bule yang bermain angklung |
Ratusan masyarakat Athens di negara bagian Ohio, Amerika Serikat (AS) terpukau dengan tarian khas Sumatra serta berbagai kesenian tradisional asal Indonesia, Sabtu (25/2). Usai pementasan, tepuk tangan terdengar membahana di aula Baker Ballroom yang terletak di kampus Ohio University. Banyak di antara mereka yang menilai kalau pementasan ini telah membangun jembatan hati yang mendekatkan mereka dengan Indonesia
Sebagaimana dilaporkan Yusran Darmawan, mahasiswa program Ohio University, pementasan itu adalah bagian dari kegiatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat (Permias) Athens. Tarian Sumatra yang ditampilkan adalah tari indang serta tari serampang dua belas. Kedua tarian ini dianggap merepresentasikan spirit kolektivitas serta kebersamaan dari berbagai etnik dan budaya di Indonesia.
Untuk tarian tersebut, mahasiswa Indonesia mempersiapkan diri selama lebih sebulan di bawah komando ketua panitia Budi Winarsito. Menariknya, beberapa mahasiswa internasional ikut bergabung dalam pementasan. Mahasiswa Amerika yang mengambil kuliah bahasa Indonesia bermain angklung. Selain itu, terdapat pula mahasiswa asal Jerman dan Cina yang ikut menari Indang.
Sejak awal pementasan, salah seorang pakar kajian linguistik Indonesia, Professor Richard McGinn, mengatakan bahwa pementasan ini akan memukau banyak pihak. “Saya sudah menyaksikan pementasan kesenian Indonesia sejak tahun 1978. Saya tak pernah alpa sekalipun. Saya selalu yakin, apapun yang ditampilkan pasti akan memukau publik,” kata pria asli Amerika yang menghabiskan beberapa tahun di pedalaman Sumatra demi meneliti fenomena bahasa lokal.
tari indang |
Selain tari indang dan tari serampang duabelas, tari indang dan tari serampang duabelas (asal Sumatra Barat), kesenian angklung (Jawa Barat), tari golek (Yogyakarta), permainan kecapi (khas Makassar), serta tari kuda lumping. Selain itu, terdapat pula tayangan animasi dan klip gambar-gambar tentang Indonesia.
“Niat kami adalah menampilkan sisi-sisi lain yang belum diketahui warga Amerika. Kami ingin menampilkan sesuatu yang berbeda. Kami ingin merepresentasikan kekayaan tradisi dan budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Kami ingin menunjukkan bahwa lewat tradisi itu, Indonesia adalah salah satu bangsa besar yang terlahir di muka bumi,” kata Budi Winarsito selaku ketua panitia.
Pementasan itu juga ditampilkan dalam kemasan yang unik hingga menyentuh hati banyak orang. Di sela-sela atraksi kesenian, selalu terdapat dialog antara seorang warga Amerika yang seolah-olah sedang mengunjungi Indonesia. Ia lalu diperkenalkan dengan berbagai pulau-pulau serta budayanya. Konsep ini memungkinkan adanya dialog antara dua kebudayaan, sehingga mudah diterima oleh semua orang.
Salah seorang penonton, Erick Santiago, mengatakan, “Pementasan yang luar biasa. Saya tak pernah melihat pementasan yang begini menarik. Saya melihat kombinasi tradisi, budaya, serta seni yang atraktif. Kalian telah memikat semua penonton di sini,” kata pria yang tinggal di New York ini.
Tak hanya warga Amerika, beberapa mahasiswa internasional juga mengapresiasi pementasan ini. Hajara, mahasiswa asal Nigeria, mengatakan, ia bisa merasakan semangat kolektifitas dan kebersamaan yang dimiliki warga Indonesia.
Senada dengan itu, Linda Esch, mahasiswa asal Jerman, juga bisa merasakan kuatnya solidaritas dan kebersamaan, sebagaimana disaksikannya dalam tarian tersebut.
“Saya menyenangi pementasan ini. Sebab bisa memunculkan keingintahuan saya tentang Indonesia. Sebelum ini, saya tidak banyak mengetahui tentang Indonesia. Tapi pementasan ini membuat hati saya tersentuh,” kata Linda sambil tersenyum manis.(*)