HARI Sabtu mendatang, saya akan menjalani test IBT Toefl. Tes ini agak berbeda dengan tes ITP Toefl yang beberapa kali saya jalani. Jika ITP Toefl hanya menekankan pada kemampuan pasif, maka IBT Toefl lebih dari itu. Selain kemampuan pasif, tes ini juga merangkum kemampuan aktif sehingga seseorang tidak hanya dituntut untuk bisa memahami teks bahasa Inggris, namun juga bisa menggunakannya untuk berkomunikasi secara aktif.
Bagi banyak orang, tes ini lebih 'angker' dari tes Toefl biasa. Jika dalam tes ITP, soalnya hanya mencakup tiga bagian besar yakni Listening, Structure, dan Rading, maka dalam tes IBT, soalnya terdiri atas empat tahap yakni Reading, Listening, Speaking, dan Writing. Yang bikin 'angker' karena tes ini dilakukan di depan komputer, dan seseorang di Amerika Serikat (AS) akan online dan mendengarkan semua respon yang kita berikan atas pertanyaan, kemudian memberikan nilai. Banyak yang grogi saat menjalani tes ini sehingga menjadi speechless alias kehilangan kata saat hendak berbicara. Memang, butuh mental yang kuat untuk bisa mengatasi semua soal dan memberikan jawaban yang tepat atas semua pertanyaan.
Sabtu nanti, saya akan menjajal tes ini. Pihak penyandang dana hanya mengizinkan saya untuk sekali saja mengikuti tes ini. Sebab biayanya juga mahal, sekitar dua juta rupiah. Karena cuma sekali, maka saya mesti bisa maksimal merebut point. Nah, dengan persiapan yang terbatas, serta kemampuan bahasa yang minim, apakah saya sanggup melewatinya? Entahlah.
Mungkin butuh belajar selama beberapa bulan untuk bisa lulus tes ini dengan nilai yang baik. Tapi, saya tak punya banyak pilihan. Hari Sabtu nanti, saya mesti menjalani tes dan berusaha untuk menggapai nilai yang terbaik. Makanya, semboyan mesti membara dalam dada. saya mesti mencurahkan kemampuan terbaik. gagal dan berhasil itu urusan nanti. Gagal sekalipun tak masalah sepanjang saya telah bertempur dan sekarat di medan laga. Bukankah demikian?
1 komentar:
Salah baca ka', haha. Ku kira ITB ternyata IBT.
Selamat menjalani tes, Kanda. Do it 100%.
Posting Komentar