patung sosok berjas dan dasi di lereng Gunung Lawu |
Patung ini ditemukan di lereng gunung Lawu di satu tempat yang diyakini sebagai bekas situs Kraton Wiroto Wetan. Saya mendapatkannya dari grup Geger Nuswantara yang intens mengkaji temuan benda arkeologis. Uji laboratorium menunjukkan bahwa patung ini diperkirakan berusia lebih dari 500 tahun sebab dibuat pada masa kerajaan Majapahit. Patung ini disimpan di rumah salah satu penduduk di sekitar situs tersebut.
Apa yang menarik dari patung ini? Patung ini adalah sosok yang memakai jas, dasi kupu-kupu, dan dasi panjang. Padahal jas mulai dikenal sejak tahun 1800. Patung ini menjadi luar biasa sebab bisa menjadi patokan awal bahwa pada masa kerajaan dulu, manusia setempat telah mengenal bentuk pakaian berupa jas dan dasi. Benarkah?
Ini hanyalah asumsi yang mesti dibuktikan lewat argumentasi yang kokoh. Kerja ilmu seperti antropologi dan arkeologi adalah memberikan interpretasi atas berbagai fenomena yang disaksikannya. Analisis ilmiah atas temuan masa silam, serupa menebak-nebak apa gerangan yang dipikirkan manusia pada zamannya. Lantas, analisis apa yang bisa kita berikan melihat patung manusia modern yang merupakan produk masa 500 tahun yang silam?
Asumsi yang pantas dikemukakan adalah manusia masa silam memiliki penerawangan atas masa depan. Mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan waktu dan menemukan kenyataan bagaimana sosok manusia masa depan serta pakaiannya kelak. Mungkin mereka sempat bertandang ke masa depan dengan mata batinnya, melihat langsung bagaimana hutan belukar telah menjadi kawasan perkotaan, dan bagaimana manusia masa kini memakai pakaian.
Seorang sahabat di milis Geger Nuswantara punya analisis lain. Katanya, patung ini seolah menggambarkan sosok orang Eropa yang berhidung mancung dan tertawa lebar. Bisa saja, nenek moyang kita hendak melacak sejarah kekalahan negeri ini di masa depan dan menemukan fakta yang menyedihkan. ternyata keturunannya di masa depan justru dikalahkan manusia berdasi dan berjas sebagaimana patung yang kemudian dibuatnya. Ada kesedihan, namun ada ikhtiar untuk memberitahu zaman bahwa seperti inilah sosok yang memenangkan masa depan.
Saya sendiri punya asumsi. Bisa jadi manusia masa silam menyaksikan seseorang yang datang dari masa kini yang datang dengan menggunakan mesin waktu dan mengenakan jas serta dasi? Nenek moyang kita melihatnya, kemudian menjadi inspirasi untuk membuat patung seperti ini. Bukankah asumsi ini juga masuk akal?
Memang, berbagai asumsi mesti dikemukakan untuk menjawab misteri masa silam. Namun jika manusia masa silam sanggup menggambar sosok kita di masa kini, lantas, mengapa kita tak sanggup menggambarkan sosok manusia masa depan dan dijadikan artefak sebagai bukti sejarah akan kejeniusan penerawangan kita? Bisakah kita melakukannya dengan menciptakan mesin waktu?
Ah, mungkin saya kebanyakan nonton film fiksi. Lantas, apa analisis yang kira-kira tepat dan masuk akal saat mengamati patung ini? Marilah sama-sama menafsir satu set kenyataan bersama-sama.(*)
0 komentar:
Posting Komentar