DI Jakarta, nyari kos tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hari ini saya menjelajahi beberapa kawasan di Salemba demi menemukan tempat kos yang sedikit layak dan menyenangkan. Tapi susahnya minta ampun. Memang, tadinya saya menemukan beberapa tempat kos di Jalan Salemba Tengah. Namun, tak ada yang sesuai dengan selera.
Mungkinkah Jakarta penuh dengan pendatang? Entahlah. Pemerintah DKI Jakarta selalu menggelar operasi Yustisi untuk menahan laju pendatang. Namun, operasi ini menjadi lucu-lucuan saja. mana mungkin pemerintah sanggup menggeledah siapa saja manusia yang memenuhi sudut-sudut Kota Jakarta? Mana mungkin semua orang ditanyai, kamu punya KTP Jakarta atau tidak? Toh, operasi itu hanya menjadi instrumen untuk mengusir rakyat kecil yang hendak mencari hidup di kota sebesar itu.
Di kota ini, miliaran manusia tengah bertarung demi hidup. Miliaran manusia laksana semut yang memperebutkan gula di kota sebesar ini. semua sudut penuh manusia. Bahkan untuk mencari kos-kosanpun susahnya minta ampun. manusia Jakarta saling berebut ruang. Semua mengincar gula yang konon katanya memenuhi Jakarta. namun, apakah mereka kenyang dengan gula yang manis itu? Saya rasa tidak. Di kota ini, mereka yang menang tidak seberapa banyak. Mereka yang menang adalah sedikit orang yang lihai membaca peluang dan memaksimalkan potensinya.
Maafkan saya yang lagi ngelantur. Seharian saya keliling cari kos. kaki ini sampai pegal karena kelelahan. Tak jua bersua dengan tempat yang sesuai selera.(*)
0 komentar:
Posting Komentar