Istana Pasir Gus Dur


Mungkin negeri ini terlampau sempit untuk menampung ide-ide besar yang pernah kau rajut untuk kemaslahan umat. Mungkin negeri ini terlampau bebal untuk terbuka menerima gagasan besarmu. Kau membuka pintu bagi mereka yang berbeda. Kita seiring-sejalan, bergandengan tangan, tanpa harus bertanya kamu siapa dan agama apa. Kau membangun istana pasir harapan, tempat semua orang dengan berbagai baju bisa bersama-sama hidup tanpa rasa takut.

Hari ini semua orang menyatakan duka atasmu. Semua murid, anak, sahabat, lawan politik, hingga musuh-musuhmu menyatakan duka. Semua sedih. Tapi saya yakin kau tidak sedang sedih. Di sana, di negeri atas langit itu, kau sedang bahagia menyaksikan suatu negeri yang baru, negeri tanpa kategori, negeri tanpa batasan sosial. Di situ kau berumah pada istana yang lama kau proyeksikan saat di sini. Sementara kami di sini, masih harus bergelut dengan onak dan duri. Kami masih harus melepas raung tertahan saat menyaksikan hukum yang dicabik buaya, korupsi menggurita. Kami masih harus bergulat di sini, sebuah negeri yang sejak puluhan tahun lalu merdeka, namun hanya bisa jalan di tempat. Tak beranjak.

0 komentar:

Posting Komentar