Wisata Kebakaran di Kampus Unhas

TADI pagi kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) terbakar. Kebakaran itu menghanguskan lantai lima gedung perkuliahan Fakultas Farmasi. Sejak subuh, saya menerima sms dari seorang kawan yang mengabarkan peristiwa nahas itu. Saya meluncur ke kampus. Tidak bermaksud memadamkan api. Saya hanya ingin nonton-nonton sebagaimana orang lain yang menyaksikan kebakaran itu seolah itu agenda wisata.

Mungkin anda berpikir bahwa saya seolah buta dan tumpul hati pada sesama. Saya mesti menjelaskan. Kebakaran itu sama sekali tidak melalap korban jiwa. Yang terbakar hanyalah lantai lima ruang perkuliahan, dalam kondisi ketika tidak sedang digunakan. Kata orang-orang, lantai lima tersebut adalah laboratorium kimia. Makanya, api cepat menyebar dan sesekali terdengar ledakan seperti dalam film-film Hollywood.

Saya melihat tim regu pemadam kebakaran bekerja keras untuk memadamkan api. Yang saya dengar sih, ada sekitar 24 mobil pemadam yang datang bergantian. Meski demikian, api tidak mudah dijinakkan. Kesulitannya adalah tim pemadam tidak dilengkapi mobil pemadam yang memiliki tangga menjulur sebagaimana sering saya saksikan di film-film barat. Mereka hanya menyemprot air dari bawah dan hanya menyentuh pinggiran tembok dan atap gedung terbakar tersebut.

Hal yang menarik adalah para pelancong kebakaran itu bukan cuma saya saja. Ada ratusan mahasiswa yang juga menyaksikan kebakaran seolah kebakaran adalah kegiatan wisata yang memukau mata. Posisi saya dan yang lain seperti turis yang menyaksikan wisata. Kami menyaksikan kepanikan para tim pemadam, teriak-teriak banyak orang agar tidak mendekati gedung itu, hingga wajah panik Rektor Unhas Prof Idrus Paturusi yang datang langsung menyaksikan kebakaran itu. Ia terlihat sedih. Namun, hanya berdiri saja, sebagaimana kami para pelancong yang melihat wisata kebakaran.(*)

0 komentar:

Posting Komentar