Pulau Aspal yang Pernah Bergema

DI tahun 1970-an hingga 1980-an, Pulau Buton sering mendapat sebutan sebagai “Pulau Aspal.” Sebutan ini muncul dikarenakan kandungan aspal yang membuncah di pulau ini. Saking banyaknya aspal, sampai-sampai muncul ke permukaan dengan sendirinya. Sejak tahun 1930-an, pemerintah Hindia Belanda membangun industri pertambangan aspal yang kemudian membuat Pulau Buton tersohor sebagai negeri penghasil aspal.

Bapak saya dulu bekerja sebagai karyawan di perusahaan penambang aspal tersebut. Ia sering bercerita tentang ramainya kapal-kapal asing yang datang untuk mengangkut aspal. Dulunya, kawasan pasarwajo –sebagai lokasi penambangan aspal—adalah kawasan yang berkilau. Pemukiman ditata seperti perkotaan. Fasilitas rumah sakit yang lengkap, hingga acara tahun baru yang selalu mendatangkan para artis.

Tapi itu dulu. Sekarang, Pasarwajo sudah menjadi kota mati. Aspal Buton jatuh di pasaran internasional. Sebutan Pulau Buton sebagai kota aspal, mungkin sudah tidak tepat lagi untuk dipertahankan. Sebutan ini kadang-kadang menimbulkan sinisme dari mereka yang datang dan mengatakan, “Masak disebut kota aspal, sementara jalannya sendiri banyak yang rusak.”

0 komentar:

Posting Komentar