JIKA tak ada aral melintang, tahun ini saya akan mengeluarkan empat buah buku. Mudah-mudahan bisa terrealisasi keempatnya. Buku itu adalah (1) edisi revisi buku Menyibak kabut di Keraton Buton, (2) Naskah Buton, Naskah Dunia. Buku lainnya adalah tesis saya sendiri yang berjudul Ingatan yang Menikam, serta buku Telaah Media dan Perubahan Sosial, yang dikerjakan bersama Pusat Studi Media, Unhas.
Saya berharap semoga keempat buku itu bisa terrealisasi. Namun, jika ada masalah, paling banter saya bisa menuntaskan cuma sekitar dua buah buku tentang Buton. Dua buah buku itu sudah ada dananya, tinggal bagaimana mengawal proses pengerjaannya. Pemkot Bau-Bau telah mengucurkan dana awal buat Respect –lembaga yang saya bentuk bersama teman-teman di Bau-Bau—sebesar Rp 150 juta. Mudah-mudahan, dana itu bisa dimaksimalkan untuk mengeluarkan dua buah buku tersebut.
Bersama teman-teman Respect, saya berusaha memaksimalkan kinerja lembaga kami. Meskipun proyek ini nuansa profitnya sangat kuat, namun kami harus tetap idealis. Kami harus tetap mengayam mimpi agar buku ini bisa menjadi salah satu buku terbaik yang dihasilkan tentang Buton. Mmpi itu harus tetap membara di hati kami semua.
Jika buku tentang Buton sudah ada dananya, maka dua buku lainnya, masih belum jelas. Saya masih harus bekerja keras menyempurnakan karya itu, kemudian ditawarkan ke lembaga penerbit. Sebuah penerbit yang terbit di Yogyakarta, sudah menawarkan diri untuk mempublikasikannya. Namun, saya masih harus terus menyempurnakannya. Semoga semua bisa terbit. Insya Allah....
2 komentar:
saya berharap empat buku itu bisa terealisasi bang. Cuma, sayang sekali saya belum baca buku menyibak keraton Buton. katanya, cuma bisa didapatkan di Gramedia Kendari. Kalo begitu, apa saya harus ke Kendari ya? Rasanya, orang Jepang yang gak mau dikasi buku itu harus diikuti jejaknya. PEnghormatan mereka terhadap karya intelektual sungguh luar biasa
nambah satu lagi lah list buku yang harus berada di tangan.
Posting Komentar