Berapa Biaya Sebulan di Jakarta?

Berapa sih uang yang dibutuhkan selama sebulan agar survive di jakarta? Jawaban atas pertanyaan ini bisa bervariasi. Tergantung pada seberapa kebutuhan dan pengeluaran masing-masing. Namun, kemarin saya ngobrol dengan seorang teman yang bekerja pada satu perusahaan bonafid di jakarta. Tahu berapa biaya per bulannya? Ia menjawab angka Rp 10 juta.

Saya agak terkejut. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan urutan ketiga pembayar pajak terbesar di Indonesia. Mestinya ia hidup sangat berkecukupan. Namun, penampilan temanku itu setiap harinya sama saja denganku. Dandanannya biasa, bajunya juga tidak mahal. Bahkan, saat kami jalan, biaya yang dia keluarkan serba hemat. Ia tak punya kenderaan pribadi sehingga setiap hari menggunakan jasa angkutan umum. Ia hidup sederhana. Barusan ia punya laptop, namun sudah dijual lagi dengan harga miring demi membeli batu bata pembangunan rumahnya.

Lantas, ke mana biaya sebesar itu? Ia menuturkan, biaya itu habis untuk segala keperluan rumah tangganya. Dua anaknya sudah mulai sekolah dan butuh biaya besar sebulan. Biaya sekolah di Jakarta sangat besar kjika dibandingkan biaya di daerah. Kemudian biaya pembelian susu bisa mencapai Rp 600 ribu sebulan. Kemudian keperluan pembantu bisa sampai Rp 1,5 juta. Belum lagi melunasi biaya rumah, telepon, listrik, air, hingga macam-macam. "Biaya angkot saja, saya bisa habis Rp 3 juta sebulan," katanya.

Saya tidak menyangka kalau biaya yang dibutuhkan di kota seperti ini bisa sebesar itu sehingga bekerja di satu perusahaan bonafid sekalipun, tidak menjadi jaminan bakal hidup berkecukupan. Andaikan dia hidup di daerah, maka pasti dana sebesar itu bisa untuk hidup yang sangat layak dan berfoya-foya.(*)


2 komentar:

bekerja mengatakan...

rumusnya tetep, pengeluaran menyesuaikan pendapatan.... hehehe

Nafastari mengatakan...

Wang tak pernah dirasa cukup. Kalau sikit pun, habis. Kalau banyak pun, habis.

Posting Komentar