Buku Terbaru Yuval Noah Harari


Di akhir pekan, saya membaca buku Unstoppable Us: How Humans Took Over the World yang ditulis sejarawan Yuval Noah Harari di tahun 2022. Buku ini ditujukan untuk kanak-kanak, makanya dikemas menarik. Ada ilustrasi komik dan gambar-gambar untuk melengkapi narasi yang dituturkan dengan ringan.

Saya membelinya via kindle seharga 10 dollar atau sekitar 155 ribu rupiah. Lumayan murah dari versi cetak, yang harganya 22 dollar. Selain itu, kalau memesan versi cetak, entah berapa lama buku bisa tiba di tangan.

Bagi yang pernah membaca buku Harari, tentunya paham kalau buku ini tidak menawarkan kebaruan informasi. Semua topik yang dibahas, bisa dtemukan di buku Sapiens. 

Kekuatan buku ini adalah bisa menyederhanakan berbagai penjelasan tentang arkeologi, sejarah, dan geografi dalam bahasa yang mudah dipahami siapapun. Ide-ide dalam buku Sapiens tidak lagi secara eksklusif untuk orang dewasa, tapi juga dipahami anak-anak.

Saya pikir anak-anak perlu mendapatkan bacaan ilmiah, tapi mudah dipahami. Kita tak bisa lagi menjawab pertanyaan anak-anak hanya dengan menunjuk langit. Sedari dini, anak-anak sudah harus diperkenalkan dengan penalaran serta fakta-fakta ekologis.

Di buku ini, dia membahas hal-hal yang agak berat, misalnya bagaimana cerita-cerita telah menyatukan manusia dan membuat manusia bisa bekerja secara kolektif. Dia juga membahas spesies manusia lain, sebelum akhirnya bumi hanya dikuasai oleh spesies manusia sekarang.

Saya menemukan sosok Harari dalam buku ini serupa kakek yang mendongeng pada cucunya mengenai alam semesta. Dia mengajukan pertanyaan yang kemudian menjadi kemudi untuk berlayar di lautan argumentasi.

Saya kutipkan pertanyaan di bab awal. Dia mengatakan: “Kita manusia tidaklah sekuat singa. Kita tidak bisa berenang selincah dolphin, kita tidak punya sayap seperti elang. Lantas, bagaimana kita bisa menjadi makhluk yang memimpin planet ini? Jawabannya ada pada kisah paling aneh yang akan kamu dengar. Yuk, kita ikuti ceritanya.”

Nah, pertanyaan ini memancing rasa ingin tahu untuk masuk ke bab berikutnya yang berjudul “Humans are Animal,” “The Sapiens’Superpower”, How Our Ancestors Lived”, hingga “Where did All the Animals Go?”.

Bagian akhir dari buku ini menampilkan distopia. Manusia digambarkan sebagai makhluk paling kuat, sekaligus paling berbahaya. Kita telah menghancurkan separuh anggota animal kingdom. Kita telah menjajah seluruh daratan, lalu berperang dengan sesama. Kita perlahan menghancurkan bumi.

Semuanya berkat kemampuan nenek moyang dalam menciptakan cerita-cerita, yang menyebabkan kita bisa bekerja bersama dalam skala besar.

Tentunya, buku ini tidak setebal Sapiens. Tapi, pertanyaan-pertanyaan dalam buku ini bisa memandu anak-anak untuk menemukan jawabannya di buku selanjutnya. 

Seusai membaca keseluruhan bab, saya melihat Youtube. Rupanya, ada konten di mana Harari membahas buku ini di hadapan guru-guru sejarah, anak-anak, dan remaja. Mereka menanyakan hal-hal substantial, termasuk mengenai tantangan ekologi, kecerdasan buatan, hingga apa yangbharus dilakukan untuk menghadapi masa depan.

Saya rasa ini tontonan yang sangat edukaif. Di tanah air, kita amat jarang melihat ilmuwan dan penulis buku serius bisa menyederhanakan tulisannya mejadi renyah dan mudah dipahami kanak-kanak. 

Saya bayangkan sejarawan senior kita seperti Profesor Taufik Abdullah bercerita pada kanak-kanak tentang sejarah Indonesia dalam beberapa tahapan, mulai dari tahap purba, tahap terbentuknya etnik, lalu negara bangsa, hingga abad satelit.

Tapi saya juga bayangkan betapa sulitnya menjelaskan banyak peristiwa, mulai dari pemberontakan DI/TII, pemberontakan PKI, hingga berbagai kudeta dalam sejarah bangsa.

Lebih sulit lagi menjelaskan bagaimana ilmuwan sampai mengeluarkan kata dungu, juga makian “bajingan tolol” pada seorang pemimpin negara.

Sepertinya, ilmuwan kita lebih suka mengumpat, ketimbang menulis hal-hal bermakna bagi peradaban hari ini. Entahlah.



1 komentar:

AQilAkhyar mengatakan...

Wow fantastis

Posting Komentar