Dulu Gereja Maradona, Kini Gereja Messi

Mural Messi dan Maradona

Mulanya semua hening. Saat bola yang disepak Gonzalo Montiel, pemain Argentina, masuk ke gawang Prancis, semua heboh dan histeris. Rasa gembira serupa balon yang dilepas ke udara.

Hari itu, semua pendukung Argentina merengkuh bahagia setelah sekian lama diterpa panas kering derita. Semua bersorak ke angkasa.

Di satu sudut kota Rosario, Argentina, bel berdentang dari gereja yang disebut Iglesia Maradoniana atau Church of Maradona. Suaranya menggema hingga jauh. Di gereja inilah, semua ritual dan pemujaan pada bintang bola Diego Maradona dilantunkan ke langit.

“Jika Maradona adalah Tuhan, maka Messi adalah Juru Selamat,” kata Hernan Amez, salah seorang pengurus Iglesia Maradoniana.

Bagi rakyat Argentina, Maradona setara dengan Dewa. Dia adalah sosok yang menghadirkan bahagia, serta menyatukan semua kelompok. Bola serupa jalan yang mengekspresikan kecintaan, sekaligus menghadirkan kekuatan.

Gereja itu menggelar ritual mengenai Maradona. Ulang tahun Maradona, 30 Oktober, diabadikan sebagai hari Natal agama tersebut. Tanggal 22 Juni adalah Hari Paskah. Di hari itu, Maradona mencetak dua gol di gawang Inggris, yang dianggap sebagai gol terbesar dalam sejarah sepakbola.

Hubungan Maradona dan Messi terlihat pada mural di sudut kota Buenos Aires. Mural itu meniru lukisan seniman Michaelangelo di Gereja Sistine, yag menampilkan Tuhan dan Adam. Di mural itu, figure Tuhan digambarkan sebagai Diego Maradona, sedang Adam adalah sosok Lionel Messi.

"Bagi kami, lapangan sepak bola ini adalah gereja kami, tempat suci dan gambar ini memang layak dipasang di tempat ini," kata Ricardo Elsegood, seorang warga.

Dalam versi lukisan Michelangelo yang berjudul "Penciptaan Adam," Tuhan dikelilingi oleh para malaikat.

Sementara mural di Argentina, Maradona dikelilingi para bintang timnas negara itu. Di antaranya adalah Juan Riquelme, Gabriel Batistuta, Mario Kempes, Sergio Aguero, Claudio Caniggia, Ricardo Bochini, dan Ariel Ortega. Semuanya mengenakan pakaian putih bergaris biru yang dikenakan para pemain bola.

Santiago Barbeito, sang pelukis, menyebut makna dari karyanya adalah proses regenerasi yang terus menerus di tubuh timnas Aregntina. "Maradona mewariskan sepak bola yang hebat ke tangan Messi," kata Barbeito.

Hernan Ames mengatakan, Messi adalah harapan hidup. Messi dinilai mampu membawa rakyat Argentina turun ke jalan-jalan untuk selebrasi, sebagaimana dulu dilakukan Maradona.

Satu-satunya hal yang dibutuhkan untuk menyamai Maradona adalah membawa rakyat Argentina ke jalan-jalan untuk kebahagiaan sebuah kemenangan. Seperti halnya Maradona yang memenangkan pertandingan ikonik pada Piala Dunia tahun 1986.

Kini, Messi sukses mengemban misi tersebut. Dia menuntaskan perannya sebagai Messiah atau Juru Selamat. Dia memenuhi semua harapan dan keinginan rakyat Argentina yang tengah dilanda krisis ekonomi.

Messi tak pernah mengomentari perannya sebagai Juru Selamat. Dia tetap menjadi seorang penganut Katolik yang taat. Di lengan kanannya, terdapat tato Yesus Kristus. Di siku kanannya, ada tato Jendela Mawar, sebuah jendela yang terletak di Gereja Sagrada Familia di Barcelona.

Nazar Messi

Di tahun 2017, setahun sebelum Piala Dunia 2018 di Rusia, Messi sempat bernazar. Jika Argentina memenangkan Piala Dunia, dia akan merayakannya dengan berlari sejauh 31 mil dari rumahnya di Rosario, Argentina, ke Sanctuary of Our Lady of the Rosary yang terletak di San Nicolas.

Setiap tahun di bulan September, ratusan ribu umat Katolik melakukan perjalanan dengan berjalan kaki ke San Nicolas, tempat suaka dan pusat penyebaran Katolik Argentina.


Saat itu dia gagal, kini dia bisa kembali mewujudkan obsesinya. Dia selalu menyebut bakatnya datang dari Tuhan, dan kepada Tuhan pula dia persembahkan semua kemenangannya.

Namun di mata para fans garis keras, yang mendirikan Gereja Maradona, Messi akan selalu jadi Juru Selamat. “Messi membela kondisi kemahakuasaan dan kemahatahuan Maradona. Kalaupun Maradona mati, dia tetap abadi. Dia tidak meninggalkan kami,” kata Hernan Ames.

Apakah setelah berhasil membawa Argentina juara, Messi akan sejajar dengan “Tuhan” Maradona?

Hernan Amez tidak menjawab. Namun Camilo Quinteros, sosiolog di Kolombia, menyebut bisa saja ada Gereja Messi dalam waktu dekat. Dia menyebut sejarah agama selalu berawal dari kegembiraan dan kebahagiaan yang berhasil diwujudkan seseorang.

“Dalam konteks ini, Messi hadir membawa kisah-kisah kejayaan untuk bangsanya. Dia datang sebagai pelipur lara bagi orang-orang yang hampa dengan kisah hebat,” katanya.

Di negeri latin, sepakbola pun bisa menjadi agama. Dan pemainnya bisa menjadi dewa. Semua mendambakan kegemilangan setelah dihantam panas kering kerontang akan gelar juara.

Semua gembira karena Messi.



0 komentar:

Posting Komentar