Coto Makassar di Bandara Hasanuddin

 


Tahun 1500-an, coto Makassar sudah ada. Konon, ini makanan favorit para tubarani (ksatria) serta bangsawan Gowa. Selanjutnya, cita rasanya menyebar ke mana2.

Para pelaut Bugis Makassar, serta diaspora manusianya telah membawanya ke berbagai penjuru mata angin. Coto bisa ditemukan di Pasar Senen (Batavia), hingga Buitenzorg (Bogor) yang diasuh Daeng Tona. Bahkan berkelana ke kedai2 di Bugis Street (Singapura), lalu mencapai Semenanjung Malaysia.

Namun mencicipi coto di negeri asalnya punya sensasi berbeda. Bahan utamanya adalah daging sapi, namun ada lebih 40 jenis rempah2, membentuk rasa yang akrab di lidah, menjadi penanda sejarah bahwa di masa silam bumbu2 dan rempah juga bergerak melintasi lautan.

Semangkuk coto menyimpan banyak memori, juga sejarah.

 


1 komentar:

Afid Arifin mengatakan...

Sepertinya enak, salam dari kota dawet Ayu.

Posting Komentar