Membaca Crushing It


Anak muda itu menemui saya di satu sore di sudut Jakarta. Dia baru saja lulus dari program magister. Dia sedang mencari pekerjaan. Saya tak bisa membantunya. Minat kami beda. Saya hanya pelatih kucing.

Namun saya sampaikan kalimat dari Gary Vaynerchuck, penulis buku Crushing It: “Usahakan dirimu untuk selalu hadir. Kamu harus selalu terlihat.'

Dia bingung. 

Saya jelaskan sekilas apa yang sedang saya baca dari buku Crushing It. Seseorang akan selalu dibutuhkan orang lain jika punya dua hal penting. 

Pertama, dia punya personal brand yang kuat. Personal brand adalah kesan yang ada di benak orang lain sebagai hasil dari tindakan-tindakan yang kita lakukan. Personal brand adalah semacam identitas atau ciri yang dikenali orang lain dari diri kita.

Minat seseorang akan dikenali dari aktivitas. Jika seseorang adalah pelukis, maka orang lain akan mengetahuinya karena pernah melihat lukisan atau aktivitasnya melukis. Demikian pula jika seseorang adalah musisi. Semakin sering terlihat bermain musik, maka personal brand-nya akan terbentuk.

Jika personal brand kuat, maka tak perlu memperkenalkan diri. Orang akan tahu dengan sendirinya siapa Anda. Saat bertemu Abdee Slank, tak mungkin Anda bertanya apa profesinya. Personal brand-nya kuat memancar.

Kedua, seseorang mesti selalu hadir. Maksudnya, Anda mesti selalu update komunikasi dengan siapa saja. Usahakan sebanyak mungkin bertemu banyak orang, dan perkenalkan dirimu. 

Jika tak mampu dan tak punya waktu ketemu banyak orang, maka perbanyak silaturahmi di media sosial. Jangan ragu untuk pamerkan karyamu, pikiranmu, atau hal-hal yang kamu minati. Sebab di media sosial, ada banyak mata yang setiap saat bisa menemukanmu, lalu kelak mengajakmu kerja sama.

Namun, jika HP pun jarang dipegang, susah dihubungi, serta jarang terlihat, maka banyak peluang bisa hilang. Tidak ada yang akan mengontak Anda jika Anda susah dihubungi. Bahkan saat dibutuhkan sekali pun.

Dia menyimak.

Saya pun menyempatkan waktu untuk mengintip apa yang dia lakukan di media sosial. Saya terkejut melihat medsos-nya penuh kecaman pada politisi dan pemerintah. Dia seorang aktivis yang menghabiskan waktu untuk berpedang di medsos, sana-sini mengecam.

Baru lihat sekilas, saya bisa simpulkan kalau dia tidak punya peminatan yang jelas. Dia berpindah dari topik satu ke topik lain. Dia ikuti trending topic, lalu menjadikannya sebagai amunisi untuk bersuara. Dia rajin membagikan postingan, yang entah didapatnya dari mana.

Saya teringat investor legendaris Warren Buffet. Dia punya istilah yang sangat bagus yakni Lingkaran Kompetensi. Dia tipe investor yang hanya berbicara saat dirinya tahu sesuatu. Dia menyebut lingkaran ini adalah segala sesuatu yang ada dalam kompetensinya.

Menurut Warren Buffet, jika seseorang mengenali lingkarannya, maka dia akan tahu batasannya. Tom Watson, pendiri IBM, pernah menjelaskan dirinya: “Saya bukan seorang jenius. Saya pintar di titik-titik tertentu, dan saya bertahan di sekitar titik-titik itu.”

Kata Warren Buffet, jika kita fokus pada lingkaran kompetensi, maka personal brand kita akan memancar. Di luar lingkaran kompetensi, abaikan. Tak perlu habiskan waktu untuk baca semua informasi, dan ikut berbagai perdebatan. Baca dan dalami hal-hal yang Anda minati, sukai, dan menjadi kompetensi.

Lihat saja kisah mereka yang sukses di bidangnya. Beethoven lemah di bidang apa pun, tapi di bidang musik, dia maestro.  Yuri Gagarin adalah seorang kutu buku. Picasso juga demikian. Issac Newton adalah saintis terbesar yang mendalami fisika dengan ketekunan yang sukar ditandingi manusia jaman now.

Mengikuti saran dari Rolf Dobelli, jangan takut untuk keluar dari kerumunan. Penyakit kita sebagai netizen yang rajin bermedsos adalah selalu mengalami “Fear of Missing Out” atau FOMO. Kita selalu ingin terlibat dalam semua topik, tapi lupa mencari apa yang paling kita sukai. Kita sering merasa diri sebagai pakar segala hal. 

“Kak Yos, apa yang harus saya lakukan?” dia bertanya dengan serius. Saya masih sibuk mengkhayal.

Dia menunggu jawaban.


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Makasih bang atas pencerahannya

Unknown mengatakan...

Dalam sekali tulisannya. terima kasih Bang Yos

Posting Komentar