Betapa Ambigu Teriakan Anti Asing




DI berbagai kanal media sosial, banyak orang teriak anti asing. Tapi di ranah pariwisata, justru taman hiburan yang meniru lanskap negara asing laris manis. Orang2 menyemut, berdatangan, dan sibuk selfie.

Kita bisa mengatakan ada ambiguitas. Secara politik, banyak yang anti asing dan takut dijajah bangsa lain, tetapi secara budaya, masyarakat kita justru tak malu2 menyatakan kekaguman pada negara asing. Buktinya, taman wisata ala negara lain malah laris manis.

Coba tanya orang Bandung. Taman hiburan yang lagi happening adalah hiburan yang meniru kampung koboi ala amerika, kampung pecinan ala beijing, dan rumah2 Jepang beserta pose memakai kimono. Semua orang Bandung tahu di mana lokasinya. Saya beberapa kali ke sana.

Di bogor, baru saja dibuka taman hiburan yang meniru-niru kota2 di eropa. Ada menara eiffel dan kincir angin. Ada big ben hingga sungai2 ala venesia. Bisa ditebak, suasananya kayak pasar. Saya hampir tak dapat parkir. Suasana di dalam penuh banyak orang yang berjubel untuk sekadar selfie.

Saya pun datang untuk selfie bersama anak istri. Setidaknya tak perlu jauh2 berwisata ala eropa. Cukup setengah jam dari rumah. Ditambah lagi, saya gak anti asing. Saya menikmati hidup di era penuh kompetisi dalam pergaulan lintas negara.

Btw, saat berpose dengan istri, saya serasa kembali menjadi Galih Rakasiwi yang sukses menaklukan hati Ratna dalam novel Gita Cinta dari SMA. Bisa saya pastikan, yang tahu Galih dan Ratna adalah generasi old, bukan generasi jaman now. Hehehe.


0 komentar:

Posting Komentar