Kekaguman buat Ulama Banjar




DI tanah Banjar, saya selalu terkesan melihat kecintaan orang2 pada para guru dan para ulama. Hampir semua warung makan dan toko yang saya singgahi, selalu saja memajang foto para guru dan ulama Banjar yang melegenda. Paling sering saya menyaksikan gambar Guru Sekumpul. "Beliau lebih dari sekadar ulama. Dia adalah guru yang kalimat2nya abadi di pikiran saya," kata seorang warga.

Dia bercerita tentang Guru Sekumpul, yang nama aslinya adalah Kiai Haji Zaini bin Abdul Qadir Al Banjari, seorang kiai kharismatis di Martapura. Saya tak terkejut dengan kisahnya. Tiga bulan lalu, saya berkunjung ke makam Guru Sekumpul di Martapura. Saya pun salat di masjid dekat situ. Batin saya basah saat melihat begitu banyak orang2 yang datang untuk berdoa. Padahal, sang guru telah meninggal sejak tahun 2005. Jika setiap hari ribuan orang datang berdoa untuknya, kita bisa membayangkan seberapa kuat karakternya yang telah memberi napas religi bagi banyak komunitas di Banjar.

Hubungan yang paling indah adalah hubungan antara guru dan murid. Keduanya bisa berasal dari latar berbeda. Keduanya tak mesti saling mengenal. Namun keduanya disatukan oleh rasa cinta yang dahsyat pada pengetahuan. Dengan caranya masing2, keduanya saling mengisi dan mengingatkan. Biarpun seorang guru mangkat, dirinya tetap abadi. Kalimatnya masih menjadi kompas bagi muridnya yang hendak menemukan jalan terang.

Saya ingin melihatnya secara historis. Bahwa para guru adalah mereka yang sabar membimbing orang lain. Dalam diri lelaki bernama Guru Sekumpul itu kita menemukan embun yang membasuh kesadaran komunitas, sekaligus api cahaya yang membawa komunitas itu ke jalan terang. Ia melalui masa2 berat ketika membimbing. Ia bisa saja putus asa dan mundur, namun kesadaran tentang pentingnya membumikan ajaran agama jauh lebih bergema di benaknya.

Kini, jutaan orang setia beribadah berkat ajarannya. Jutaan orang memajang gambarnya. Jutaan orang bergetar batinnya saat mendengar kalam Allah diperdengarkan. Sang guru adalah pembuka kesadaran, yang berkhidmat pada semua orang melalui keluasan ilmunya.

Saya yakin Guru Sekumpul tak sendirian. Namun berkat dirinya dan para guru lain yang mengajarkan agama dalam bahasa rakyat, berbagai ritual kecintaan pada Tuhan itu masih lestari di tanah Banjar. Sebagai pengunjung, tak henti saya terkagum-kagum melihat kecintaan pada guru, serta religiusitas yang begitu kental di tanah itu. Pada banyak langkah kaki ke masjid, kita bisa menemukan jejak para guru hebat itu.

Duhai para sahabat di dunia maya. Siapakah guru yang paling menggugah dan paling anda cintai?

Banjarbaru, 5 Juni 2016


0 komentar:

Posting Komentar