Ultah Jusuf Kalla yang Tak Biasa


saat acara ultah

DI tengah suhu politik yang kian memanas serta banyaknya pertemuan para politisi, mantan Wapres Muhammad Jusuf Kalla justru menggelar hajatan yang sederhana namun penuh makna. Ia dikelilingi para kerabat, sahabat, serta sejumlah pesohor negeri ini.  Ia merayakan ultah ke-72, yang diwarnai kejutan tak biasa dari beberapa orang. Apakah gerangan?

 ***

RUMAH di Kebayoran itu nampak lebih ramai dari biasanya di hari Kamis, 15 Mei 2014. Di depannya ada banyak mobil yang terparkir di tepi jalan. Banyak orang datang dengan memakai baju batik yang rapi.  Di depan rumah itu, sejumlah polisi dan tim penamanan ikut berjaga.

Gerbang rumah itu terbuka lebar. Meskipun banyak penjaga, namun semua orang bebas keluar masuk. Saya datang bersama para sahabat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), serta Rektor Universitas Trilogi Jakarta. Kami langsung melewati penjaga, lalu masuk ke pintu depan, hingga akhirnya ke ruang tengah dan bertemu dengan pemilik rumah, Muhammad Jusuf Kalla (JK).

Saat itu, JK tengah berbincang santai dengan beberapa orang. Ketika kami datang, ia lalu menoleh ke arah kami, kemudian datang berbincang-bincang. Kang Asep, Rektor Untri, lalu mengobrol dengan Pak JK tentang agenda diskusi di kampusnya yang rencananya akan dihadiri Pak JK.

Saya lalu memutuskan ke halaman belakang. Di taman kecil itu, ada banyak makanan tersedia. Saya melihat ada beberapa pengamat politik, di antaranya adalah Tjipta Lesmana dan Eep Saefullah Fattah. Tak jauh dari situ, ada pula Fahmi Idris (mantan menteri tenaga kerja), Hamid Awaluddin (mantan menteri kehakiman), serta beberapa orang tokoh politik yang wajahnya sering tampil di layar kaca. Ketika memperhatikan mereka, datang Boge Rahman Farisi yang mulai sering tampil di layar kaca. Kami lalu bercerita hal-hal ringan tentang keluarga.

Di acara itu, saya juga bertemu Syamsu Rizal, yang kini menjadi Wakil Kota Makassar. Kami bercerita hal yang lucu-lucu sembari tertawa ngakak. Rupanya, Syamsu Rizal sengaja datang ke Makassar demi menghadiri acara itu. Padahal, ia baru seminggu dilantik di jabatan barunya. Ketika kami berbincang, Pak JK sempat datang nimbrung dan bertanya, “Gimana Pak Wakil? Saya dengar saat pelantikan ada kebakaran besar yaa?” tanyanya.

bersama Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal

Memang, ketika pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Makassar, kebakaran melanda pasar sentral. Konon, kebakaran itu adalah yang terbesar dalam 20 tahun terakhir ini. Makanya, ketika mendaat pertanyaan Pak JK, Syamsu Rizal lalu menjelaskan penanganan yang dilakukan pemkot. Saa bercerita, saya lalu menyela, “Gimana kalau foto dulu. Ayo semuanya ambil posisi. Senyum yaa. Ciisss..”

Menjelang siang, rumah itu kian kebanjiran tamu. Pak JK lalu mempersilakan semua tamu ke sebelah rumahnya. Ternyata rumah di samping itu didiami oleh seorang anaknya. Di situ, ada tenda besar serta meja kursi yang disusun serupa lobi hotel. Pak JK lalu mendatangi satu meja yang di atasnya terdapat sebuah kue besar bertuliskan Selamat Ulang Tahun Pak JK. Di atas kue itu, ada lilin berbentuk angka 72. Rupanya, Pak JK merayakan ultah yang ke-72.

Hamid Awaluddin lalu bertindak sebagai MC. Ia mempersilakan Pak JK untuk meniup lilin ultah. Rupanya, Pak JK meminta cucu-cucunya untuk ikut meniup. Suasananya sangat meriah sebab semua hadirin bertepuk tangan lalu ikut menyanyi. JK lalu mempersilakan Sekretaris Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk membacakan doa. Setelah itu, suasananya kembali meriah.

Saya beberapa kali menghadiri acara yang diadakan di rumah Pak JK. Kesan saya selalu sama yakni beliau selalu berusaha untuk dekat dengan siapa saja. Bahkan ketika menjadi wapres pun, ia menghindari keprotokoleran yang kaku. Ia lebih suka bertemu dengan siapa saja secara langsung, tanpa diwakili.

Usai bernyanyi, Hamid lalu mengumumkan bahwa akan ada kejutan. Ia mempersilakan Pak JK membuka sebuah tirai yang dipakai untuk menutupi sesuatu. Ternyata, di situ ada setumpuk buku berjudul Rekam Jejak JK yang ditulis Prof Wim Poly, seorang ekonom yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Ternyata, yang tak biasa dari ultah itu adalah adanya beberapa buku yang ditulis tentang beliau. Hamid sempat menjelaskan secara singkat tentang isi buku itu, setelah itu, ia mempersilakan smeua orang untuk ikut mengambilnya. Saya sangat senang karena diberikan satu buku.

buku Rekam Jejak JK

memotong kue
JK berpose bersama tamu-tamu

Belakangan ini, ada banyak buku yang terbit mengenai JK. Berbeda dengan politisi lainnya, JK adalah politisi yang cukup sering diulas dalam banyak buku. Ia dianggap memiliki orisinalitas serta keberanian dalam mengeksekusi beberapa keputusan kontroversial. Ia berani pasang badan, sepanjang ia meyakini bahwa apa yang dikerjakannya benar. Mungkin karena alasan itu pula, banyak yang tidak menyukainya. Namun saya meyakini bahwa yang menyenanginya jauh lebih banyak. Buktinya adalah ultahnya dihadiri banyak orang.

Entah kenapa, banyak orang justru tak membahas politik di acara itu. Mungkin saja orang-orang paham bahwa momen acara itu bukanlah momen politik. Momennya adalah momen khidmat untuk mendoakan agar Pak JK selalu dianugerahi kesehatan dan kekuatan sehingga tetap bisa memberikan banyak kontribusi bagi bangsa.

Jelang pulang, saya menemui seorang staf pribadi Pak JK. Saya meminta agar beliau bisa menjadwalkan kehadiran Pak JK pada acara diskusi tentang resolusi konflik. Staf pribadi Pak JK bertanya tentang tanggal. Ketika saya menyebut tanggal 20 Mei, staf itu lalu menepuk jidatnya. Ia seorlah sedang berpikir keras. Ia lalu berkata dengan suara yakin.

Mudah-mudahan bapak bisa datang. Tanggal 20 Mei nanti, Pak JK akan menjalani tes kesehatan sebagai salah satu kandidat wapres di ajang pilpres,” katanya.
“Hah. Lantas Pak JK berpasangan dengan siapa?”

Staf itu tak mau menjawab dengan lantang. Ia lalu berbisik di telingaku dengan suara pelan. Tanpa mendengar kata-katanya pun, saya sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi. Saya rasa orang-orang sudah bisa menduga ke mana Pak JK akan berlabuh sejak bulan Januari silam.





1 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak JK emang pantas menjadi bapak bangsa kita. Saya pribadi sudah menggangumi beliau sejak beliau jadi wapres. Apalagi ketika beliau menjadi saksi kasus century. Tidak dapat dibayangkan akan ada berapa banyak lagi uang rakyat indonesia akan terkuras. Semoga pak JK selalu dilindungi dan diberi berkah dan rahmat serta sehat selalu

Posting Komentar