DI tahun 2010, perempuan itu mendapat
kehormatan sebagai presenter di ajang Amerian Music Awards (AMA). Perempuan
yang berprofesi sebagai penyanyi itu nampak kikuk dan hanya bisa cengengesan.
Banyak orang yang mengatakan bahwa bahasa Inggrisnya masih belum memadai untuk
tampil di acara sekelas itu. Ia grogi dan lebih banyak diam serta tersenyum.
Beberapa hari lalu, penyanyi itu akhirnya me-launching albumnya di level internasional.
Perempuan itu adalah Agnes Monica, yang di
luar negeri disebut Agnez Mo. Pada situs-situs berbahasa asing, komentar
tentang Agnes selalu positif. Agnes disebut sebagai fenomena baru. Situs globalgrind.com menyebut, bahwa meskipun
Indonesia aalah negeri dengan kepadatan penduduk keempat dunia, Agnes akhirnya
tampil di Amerika Serikat (AS) dan bekerjasama dengan produser hebat Timbaland.
Kolaborasi mereka telah menelurkan album “Coke Bottle.”
Ibarat sebuah perjalanan, Agnes memang
baru berjalan satu langkah di blantika musik dunia. Ia masih berada di tepi
kancah musik dunia, di mana kompetisi dan artis baru selalu bertumbuhan. Ia memang
masih jauh dari pencapaian seniornya Anggun C Sasmi. Beredar isu kalau album
Agnes sempat dijual secara bajakan, sehingga ditarik oleh pihak i-Tune. Gosip
juga beredar tentang cover albumnya yang meniru simbol Illuminati, semacam
sekte tertentu yang dikabarkan anti-agama.
Di dunia maya, Agnes memiliki banyak
pembenci. Kelompok yang menamakan dirinya Agnes
Haters ini membuat satu grup di media sosial yang isinya adalah kecaman
pada Agnes. Segala hal tentang dirinya dicibir. Mulai dari gaya bernyanyi, peluncuran
album yang dianggap terlalu dibuat heboh, hingga fakta penjualan album Agnes
yang biasa saja. Segala tingkah Agnes akan dikritik habis-habisan oleh
penggemarnya.
Ketika Agnes menyebut ambisinya untuk go international, ia langsung dianggap
arogan. Demikian pula ketika Agnes memajang fotonya yang sedang bersaa seorang
penyanyi Amerika di Instagram. Orang-orang langsung menganggapnya pamer.
Padahal, apa yang dilakukan Agnes dilakukan pula oleh banyak orang di media
sosial. Dan jika ditelaah, semua kritikan itu selalu menyangkut hal remeh-temeh
atau tidak substansial. Semua pengkritik hanya menyoroti soal yang tidak
penting, seperti style ketika berbicara, postingan di media sosial, atau soal
klaim-klaim.
Hebatnya, Agnes tak pernah menanggapi
kritikan itu. Ia terus berbenah dan mengasah diri. Di ranah musik, barangkali
Agnes adalah penyanyi dengan jumlah penghargaan paling banyak di Indonesia. Ia
memenangkan puluhan trofi, termasuk 10 Anugerah Musik Indonesia (AMI), tujuh
Panasonic Awards, dan empat MTV Indonesia Awards. Ia juga telah dipercaya
menjadi duta anti narkoba se-Asia serta duta MTV EXIT dalam memberantas
perdagangan manusia.
sampul album |
Pengamat musik Bens Leo menyebut bahwa Agnes adalah satu-satunya penyanyi wanita yang sudah pantas menjadi seorang diva dan penerus Anggun C Sasmi. Ia dianggap mampu menjual CDnya sebanyak 1 juta kopi dalam waktu singkat, berkolaborasi dengan musisi dunia, sampai mengonsep video klipnya sendiri.
Di level internasional, ia berhasil meraih
penghargaan dua tahun berturut-turut atas penampilannya di ajang Asia Song Festival
di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2008 dan 2009. Hingga akhirnya, ia menjadi
satu-satunya artis Indonesia yang pernah menjadi presenter dan berkesempatan
menyanyi di Red Carpet American Music Awards di Los Angeles, AS, pada 2010
lalu. Barangkali, ia pula satu-satunya artis Indonesia yang menjadi aktris
utama pada dua drama Asia yakni The Hospital dan Romance In the White
House yang dibuat oleh sebuah rumah produksi di Taiwan.
Dengan prestasi yang segudang, mengapa
Agnes banyak dikritik di media sosial? Bukankah kiprahnya adalah representasi
dari semangat kerja keras dan hasrat untuk berprestasi serta ikhtiar untuk
menggapai impian?
Bagi saya, semua kritikan itu semakin
menunjukkan pijakan kakinya yang sudah kian jauh di dunia entertain. Makian itu
semakin menunjukkan bahwa Agnes adalah sosok penting yang namanya semakin
berkibar. Harus dicatat, di usianya baru 27 tahun, ia telah mencapai semua hal
yang kian menempatkannya sebagai diva musik tanah air. Ia telah ‘melambung
jauh’ dengan segala prestasi yang untuk menandinginya mesti menggapai jalan
terjal.
Belajar pada Agnes
Pada diri Agnes Monica, kita bisa memetik
hikmah demi menyuburkan benih-benih kerja keras dan semangat dalam diri kita. Ia
bisa menjadi inspirasi buat kita semua bahwa kesuksesan bukanlah sesuatu yang
jatuh dari langit. Kesuksesan hanyalah dari kerja keras serta proses
menyempurnakan diri untuk terus belajar. Ia membuka mata kita semua bahwa usia
muda tak selalu bermakna hijau alias tak matang. Pada Agnes, kita bisa belajar
beberapa hal:
Pertama, kita belajar tentang bagaimana
menanam mimpi dan menyuburkannya secara terus-menerus. Beberapa tahun silam,
Agnes selalu menyebut ambisinya tentang go
international. Demi mimpi itu ia tak pernah surut. Ia memiliki
langkah-langkah kecil untuk menggapai mimpinya. Ia tak mau sekedar diam dan
menunggu. Ia berbuat dan melakukan beragam daya dan upaya untuk menggapai
mimpinya itu. Penulis Paolo Coelho mengatakan, tak masalah sebesar apapun
mimpimu, namun semuanya tergantung pada seberapa kuat ausaha untuk menggapai
mimpi itu.
Kedua, Agnes mengajarkan kita tentang pentingnya
kerja keras dan perubahan. Saya tak pernah lupa tayangan ketika dirinya menjadi
presenter di acara American Music Awards. Ia dikritik karena kemampuan
bahasanya yang rendah. Kompas mencatat, bahwa setahun setelah acara itu, ia
tampil membawakan presentasi dalam bahasa Inggris di hadapan ratusan orang di
Pacific Place Mall, Jakarta. Ia berbicara tentang “Dream, Believe, and Make
It Happen” dalam bahasa Inggris
yang fasih dan mengundang decak kagum. Bahkan, seorang moderator
berkebangsaan AS sempat memberikan pujiannya terhadap Agnes, “Penggunaan bahasa
Inggris-nya lebih baik ketimbang saya berbicara bahasa Indonesia.”
sampul album |
Ketiga, Agnes mengajarkan kita tentang dedikasi pada profesi. Sejak masih kecil, ia tahu bahwa jalan hidupnya adalah menjadi seorang penyanyi. Demi pilihan itu, ia mengasah diri. Di tanah air, tak banyak penyanyi cilik yang sukses bertransformasi menjadi penyanyi dewasa yang penuh prestasi. Ia sukses melakukannya sekaligus sukses menuai prestasi.
Keempat, Agnes mengajarkan kita untuk
berani menghadapi tantangan-tantangan baru. Ia tak hendak berpikir nyaman
dengan menikmati ketenaran sebagai diva musik tanah air. Ia menjemput tantangan
baru dengan memasuki jantung musik dunia. Kalaupun ia belum sesukses Anggun, ia
telah meniti di atas jalan yang sama, dan kelak akan menempatkannya pada posisi
yang sukar digapai penyanyi tanah air lainnya.
Di tanah air, kita terbiasa dengan hidup
yang datar-datar saja. Seringkali, kita tak siap dengan hidup ala roller
coaster. Ketika melihat seseorang hendak keluar dari zona datar, kita sering
tak nyaman dan merasa terganggu. Kita lalu melekatkan berbagai label seperti
ambisius, gila, cari popularitas, dan banyak sebutan lainnya. Kita memelihara
energi negatif, yang semakin membuat kita semakin tidak produktif dan sibuk
memperhatikan orang lain.
Sebagaimana halnya Agnes, jauh lebih jika
kita mengasah diri, dan menyalakan motivasi dalam hati kita, yang kemudian
menjadi cahaya terang untuk menemani batin kita di belantara kehidupan. Jauh
lebih baik jika kita menyerap energi positif dari semua orang, kemudian
mentransformasikannya menjadi kerja keras yang menghiasi setiap langkah kita
sehingga ladang kehidupan kita akan semerbak dengan bunga-bunga prestasi serta
jejak-jejak indah dalam sejarah kehidupan kita.
Baubau, 28 September 2013
2 komentar:
Aku merinding bacanya 😭 salut , dari sd sampe skrg gak pernah berpindah ke idola lain nih , agnezmo ttp juara lah 😭😂❤
Menginspirasi 💕💕
Posting Komentar