Terimakasih buat Sukma



SUNGGUH nikmat memiliki banyak sahabat. Sungguh menyenangkan bisa menjaga persahabatan dengan banyak orang di berbagai kota, bahkan di seluruh dunia. Para sahabat itu bisa menjelma sebagai ribuan malaikat yang kelak akan mengulurkan tangan untuk membantumu, di manapun dirimu berada.

Dua minggu silam, saya sangat ingin membaca edisi terbaru jurnal Prisma. Tadinya, saya ingin memesan secara online. Setelah mengontak pihak jurnal, saya mendapatkan jawaban yang serba membingungkan. Pihak Prisma hanya menyebut harga, tanpa menyebut berapa ongkos kirim. Meskipun saya menyebutkan posisi saya di sebuah pulau kecil, mereka tak juga menyebutkan berapa ongkos kirim. Padahal, saya ingin sekali segera men-transfer duit dan membacanya.

Tak kurang akal, saya lalu memajang sampul jurnal itu lewat media sosial. Siapa tahu ada sahabat di tempat lain yang bersedia membantu. Gayung bersambut. Sahabat Sukma Wakti di Yogyakarta memberikan respon. Ia bersedia mengirimkan kopian jurnal tersebut, yang bentuknya sama persis dengan aslinya. Ketika saya bertanya berapa harganya, Sukma menolak memberikan harga. Meski demikian, saya berhutang budi kepadanya.

Inilah nikmatnya punya banyak sahabat di mana-mana. Ini pula nikmatnya sering berselancar di dunia sosial dan merawat pertemanan dengan banyak orang. Sejak pertama menceburkan diri di dalamnya, saya meyakini bahwa media sosial bukan saja tempat untuk mencari informasi, atau sekadar membuat status-status curhat. Akan tetapi media sosial bisa merawat benih pertemanan hingga kelak menjadi pohon rindang yang akarnya menghujam ke dalam bumi, dan rantingnya menggapai mega-mega.

Kelak, pohon itu akan memberikan buah manis untuk dinikmati bersama-sama, sebagaimana yang saya alami hari ini, saat menerima sebuah buku gratis yang merupakan kiriman dari sahabat di tempat jauh sana.

Sekali lagi, terimakasih buat Sukma.


Baubau, 22 Juli 2013

0 komentar:

Posting Komentar