Kukirim Cinta Lewat Kartu


kartu pos yang akan dikirim ke beberapa tempat

DAHULU, kartu pos menjadi sarana efektif untuk menautkan dua jarak yang terpisah jauh. Dahulu, kartu pos menjadi sarana untuk mengirimkan tanda sayang dan tanda cinta yang melintasi samudera. Kini, kartu pos segera akan menjadi sejarah. Benarkah? Ternyata tidak juga. Istriku Dwi sedang getol-getolnya mengirim kartu pos ke belahan dunia manapun. For what?

“Selalu ada sensasi hebat setiap kali menerima kartu pos,” demikian kata Dwi. Sebagai penggila teknologi, yang bisa mengirim imel secepat kilat, saya merasa kesulitan memahami makna kalimatnya. Namun setelah melihat respon orang-orang yang dikirimi kartu pos, ternyata memang ada sensasi tersendiri etika menerima kiriman kartu. Apalagi jika kartu itu berasal dari negeri yang jauh, di dalamnya terdapat foto temat-tempat jauh.

Beberapa sahabat mengirim pesan kalau mereka terharu saat menerima kartu pos dari Dwi. Saya pikir, sensasinya bukan terletak pada foto tentang Athens, Ohio, sebagai tempat yang jauh. Sensasinya terletak pada kesadaran bahwa ada seorang sahabat di negeri jauh yang mengingat namamu lalu mengirimkan kartu. Ketika kartu itu ditambahi tulisan tangan, maka kebahagiaannya bisa berlipat-lipat. Sebab dalam setiap tulisan tangan, bisa dirasakan bagaimana perhatian, komitmen, serta cinta yang dikabarkan melintasi ruang dan waktu.

Tulisan-tulisan tangan itu menjadi semacam prasasti ketika cinta itu hendak dituliskan. Ia jadi sebuah monumen bahwa pada menit dan detik tertentu, seseorang telah mengingatmu, lalu menuliskan namamu. Sensasi itu tak bisa dirasakan lewat tulisan di laptop atau komputer sebab bentuknya sama di mana-mana. Sementara tulisan tangan, menyimpan energi dan aura yang berbeda, dan kita bisa merasakan cinta yang mengalir di situ.

kartu pos bergambar panorama di Athens, Ohio

Dwi memang sedang rajin mengirim kartu pos. Setiap kali ada yang meminta kartu pos, ia akan mencatatnya lalu mengirimkannya. Ia juga bergabung dengan komunitas yang rajin mengirimkan kartu pos ke seluruh penjuru dunia. Di Athens, Ohio, biaya pengiriman kartu pos amatlah murah. Hanya sekitar 1 dollar 50 sen. Pantas saja jika ia rajin ke kantor pos demi mengirimkan kartu ke banyak negara. Katanya, ia tak akan pernah bosan untuk mengirim kartu, serta menuliskan nama siapapun di kartu itu.

Saya hanya bisa menjadi penyaksi atas kegiatan yang positif ini. Di saat ia menulis kartu pos, saya sesekali menganggunya bersama si kecil Ara. Ups. Si kecil Ara sudah pandai mengambil pulpen lalu mencoret-coret di kertas. Anehnya, ketika menulis, ia selalu menggunakan tangan kiri, sebagaimana ibunya. Apakah ia akan kidal sebagaimana ibunya?


Athens, 12 Desember 2012

2 komentar:

Ferry Nurse mengatakan...

Pernah beberapa kali menerima surat dan kartu pos semacam ini. Sekarang hampir tidak pernah mengingat akan beberapa kecanggihan teknologi. Tetapi itu tidak bisa menghilangkan akan makna yang ada dalam sebuah kartu pos.

Mohon bantuannya sobat untuk KLIK G+1 dalam artikel saya mengenai dan berjudul IPHONE 5 GADGET IMPIAN semoga sobat berkenan membantu.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan

Yusran Darmawan mengatakan...

makasih atas komennya. kita punya pendapat sama bahwa teknologi tak bisa menggantikan peran kartu pos.

Posting Komentar