Para Penguntit Jokowi

-->

Jokowi - Ahok di Pilkada Jakarta

-->
DI Jakarta sana, ada satu mutiara yang terus-menerus mengasah diri. Di tengah barisan pemimpin yang sibuk berjanji namun tak pernah ditepati, ada sosok bernama Jokowi yang berusaha untuk berbuat sesuatu bagi banyak orang. Mungkin ia belum memberikan hasil. Sebab perubahan tidak sesederhana ketika Alladin menemukan lampu wasiat dan meminta jin untuk berbuat sesuatu. Tapi Jokowi telah menunjukkan bahwa ia punya niat untuk berbuat.

Jokowi adalah magnet baru yang mempengaruhi atmosfer politik nasional. Strategi politikya mendobrak kelaziman atau pakem dalam strategi politik di semua daerah di Indonesia. Ketika Jokowi memilih mengenakan baju kotak-kotak, segera strategi ini dikopi-paste oleh banyak pemain politik di daerah.

Para pengkopi itu hendak mengatakan bahwa mereka sama dengan Jokowi. Padahal, mereka bukanlah Jokowi. Mereka hanya pengekor yang tak sanggup menemukan ciri khas serta keunikan yang kemudian menjadi pembeda antara mereka dengan kandidat lain. Mungkin mereka berasal dari partai yang sama dengan Jokowi. Tapi sekali lagi, mereka bukanlah Jokowi.

Ketika meniru Jokowi, mereka sedang mempertontonkan pada publik bahwa mereka tak punya karakter yang kuat. Mereka berharap senasib dengan Jokowi yang mengubah lanskap politik, akan tetapi mereka tak paham bahwa Jokowi memiliki intergritas yang untuk mencontohnya butuh waktu bertahun-tahun.

Rudiyanto Asapa - Nawir di Pilkada Sulsel
kampanye Ibrahim Marsela - Muirun di Pilkada Baubau, Sultra
pasangan Jantje - Ivan di Pilkada Minahasa
Ahmad Suwandi - Muhlis di Pilkada Tangerang
Marzuki - Nasrollah di Pilkada Tulang Bawang

-->
Saya sedang mengumpulkan data tentang mereka yang “menjokowi.” Di pilkada Sulawesi Selatan, ada pasangan Rudiyanto Asapa – Nawir yang juga mengenakan baju kotak-kotak ala Jokowi. Mulai dari saat pendaftaran hingga kampanye, mereka mengenakan baju ala Jokowi.

Di pilkada Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, ada pasangan Ibrahim Marsela – Muirun yang juga meniru gaya Jokowi. Di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, ada pasangan Jante Sajouw – Ivan Sarundajang. Di Kabupaten Tulang Bawang, ada Marzuki – Nasrollah.

Saya hanya menyebut beberapa. Tapi saya yakin masih banyak calon kepala daerah lain yang juga meniru kemeja kotak-kotak ala Jokowi. Semoga saja mereka tidak hanya meniru kemejanya, tapi mereka juga meniru integritas serta program kerja yang pro kepentingan rakyat. Namun, bisakah kita meniru karakter orang lain, sembari menenggelamkan karakter asli kita sendiri?

Mungkin kita harus berprasangka baik kepada mereka. Mungkin saja mereka punya niat tulus untuk berbuat sesuatu. Hanya saja, mereka tak tahu dengan cara apa memasarkan diri. Maka baju kotak-kotak itu bisa menjadi peneguhan dari ketidakmampuan untuk menggali keunikan. Baju kotak-kotak itu menjadi pernyataan terbuka bahwa mereka sedang kesulitan untuk merumuskan tema kampanye serta posisi berpijak mereka. Entahlah.

Athens, 25 Oktober 2012

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Memang lucu serba ikut-ikutan...

byuz mengatakan...

mudah2n itegritasnya yang di tiru?

Posting Komentar