Mendulang Pembaca di "Kata-Kata Cinta"


saat di Times Square, New York City

MESKIPUN terbilang lama bermain-main di dunia blog, namun saya tidak banyak tahu cara-cara untuk memperbanyak jumlah pembaca. Selama ini, saya hanya menulis sebanyak-banyaknya, lalu meng-upload sebanyak-banyaknya. Namun, belakangan ini ada semacam keinginan untuk melakukan eksperimen tentang jenis-jsnis tulisan mana yang disukai banyak orang, serta cara meningkatkan traffic pembaca.

Dua bulan silam, saya menemukan cara yakni membuat tulisan bagus, lalu dimuat ke Kompasiana, sebagai kanal blog terbesar di Indonesia, lalu memasang link ke blog. Cara ini sangat efektif sebab mendongkrak jumlah pembaca.

Hari ini, teman saya, Andy Syoekri Amal (ASA), seorang kompasioner terfavorit dua tahun silam, mengajarkan cara yang unik untuk meningkatkan pembaca. Ia menganjurkan saya untk me-link tulisan pada beberapa page yang ia kelola. Salah satu di antaranya adalah “Kata-Kata Cinta” yang jumlah anggotanya adalah 500 ribu orang. Gila khan?

Pada beberapa page yang dikelolanya, ASA memasukkan saya sebagai admin sehingga saya punya akses untuk mengelola apa yang mau ditampilkan. Dengan iseng, saya lalu memasukkan satu tulisan saya ke situ. Dan hanya dalam waktu sejam, tulisan itu dibaca oleh 300 orang. Ternyata, promosi lewat page facebook jauh lebih efektif, ketimbang memasukkan lewat Kompasiana.

Sebab di Kompasiana, tulisan kita mesti berkompetisi apakah masuk headline ataukah tidak. Sementara lewat “Kata-Kata Cinta”, saya bebas saja memasukkan tulisan sampai beberapa kali. Dampaknya sama yakni tulisan itu langsung dibaca banyak orang.

Saya tiba-tiba saja mendapatkan ide baru tentang kiat berpromosi. Bulan depan, istri saya akan menerbitkan buku hariannya. Saya terpikir jika promosi dilakukan lewat beberapa grup, pastilah amat mudah untuk mejadikan sebuah buku sebagai best seller.

Saya pernah menerbitkan buku. Dan saya tahu kalau ketika sebuah buku dibeli hingga 300 orang, maka penerbit sudah mulai menuai keuntungan. Bagaimana halnya buku dibeli 3.000 orang? Pastilah penerbit sudah untung besar. Bagaimana halnya jika dibeli hingga rausan ribu? Jadilah best seller yang membuat penulisnya bisa membeli mobil sedan.

Hmm.. Tak lama lagi saya akan coba untuk mempromosikan buku karya istri, dan selanjutnya karya saya sendiri. Namun, saya sadar kalau aspek yang paling penting bukanlah penjualan. Yang terpenting adalah upaya untuk membingkai pengalaman, mengabadikannya lewat kata yang kemudian menginspirasi orang lain. Inilah hal paling penting yang tak mungkin tergantikan oleh apapun.(*)


Athens, 9 Agustus 2012

1 komentar:

Ahyar ros mengatakan...

Saya suka judulnya "Medulang" kata-kata.......thanks mas Yusron

Posting Komentar