Kalimat Sakti di Gerbang Kampus


dekat gerbang kampus Universitas Indonesia

DI Indonesia, banyak kampus tak peduli sejarah. Di kampus Universitas Indonesia (UI) di Depok, saya tak pernah melihat satu bangunan atau monumen yang menunjukkan jejak kampus ini sebagai salah satu kampus tertua di Indonesia. Sepanjang mata memandang, yang terlihat adalah bangunan modern dengan arsitektur yang megah.

Demikian pula dengan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar. Semua bangunan adalah bangunan baru yang dibuat megah, namun kehilangan semangat masa silam. Kampus kehilangan sejarah bahwa dahulu pernah ada upaya untuk menumbuhkan benih pengetahuan, menjaganya dengan segenap keikhlasan, lalu membesarkan beih pengetahuan itu pada jiwa-jiwa mereka yang dididik di situ.

Mungkin karena bangunan kampus yang saya saksikan itu menempati lokasi baru. Dahulu, saat didirikan bertempat di pusat kota, namun seiring perkembangan, bangunan itu lalu dipindahkan ke tempat baru. Mestinya, tetap ada disisakan jejak atau sesuatu yang kemudian menjadi semangat masa silam di masa kini. Mungkin ini perlambang dari sikap kita yang lebih suka bangunan megah, dan tanpa esensi, tanpa sejarah, tanpa masa silam, tanpa energi yang menggelegak. Kita lebih suka sesuatu yang modern, dan meninggalkan yang tradisional. Kita adalah bangsa yang terbelah. Di satu sisi ingin merengkuh masa depan, namun mengabaikan spirit masa silam.

gerbang utama (main gate) kampus Harvard University at Cambridge, Masschussets

Situasinya sangat berbeda dengan kampus-kampus di Amerika Serikat (AS). Di sini, semua yang tradisional akan dirawat baik-baik. Semua yang menyangkut masa silam akan dipertahankan semangatnya. Tidak heran, jika di beberapa kampus, saya sering menemukan jejak masa silam berupa kalimat bijak yang terukir di main gate dan dipertahankan sebagai benda bersejarah. Bangunan kampus boleh megah dan menantang langit, namun spirit masa silam itu diertahankan untuk mengakar ke bumi.

Di kampus Harvard University at Cambridge, Massachussets, saya melihat gerbang utama (main gate) yang dibuat ketika kampus itu pertama didirikan yakni tahun 1636. Di situ terdapat kalimat sakti: “Open ye the gates that righteous nation which keepeth the truth may enter in." Mungkin ini semacam harapan buat siapapun yang memasuki gedung tersebut untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran.

gerbang kampus Ohio University

Lain lagi di kampus Ohio University at Athens. Di sini juga terdapat main gate yang dibuat sejak tahun 1804, saat kampus ini pertama didirikan. Di situ terdapat tulisan, "So depart that daily thou mayest better serve thy fellowmen thy country and thy god." Lagi-lagi, ini adalah semangat masa silam yang berguna untuk mengayakan masa kini.

Pertanyaannya, mengapa kampus-kampus di Indonesia tidak mencari satu kalimat sakti yang digali dari spirit masa silam, kemudian menjadi kompas di masa kini? Apakah ini menunjukkan ketidakpedulian kita pada spirit masa silam?


Athens, 17 Mei 2012


1 komentar:

Ayu Welirang mengatakan...

Banyak orang Indonesia yang mengabaikan sejarah dan menutup masa silam. Mungkin terlalu mentah menelan pemahaman bahwa, "Tutuplah sejarah, tutuplah buku. Hidup ini ada di hari ini."

Begitu kali ya Pak? :D

Posting Komentar