Inspirasi Mahasiswa Ternate

PUKUL satu dini hari, Sabtu (31/3), saya berjuang menahan kantuk. Saya tak boleh tertidur. Saya mesti stand by di depan layar laptop dan mengaktifkan program skype. Di layar laptop itu, saya terhubung dengan teman-teman mahasiswa di Ternate, yang memenuhi ruang perpustakaan kampus Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Saya menjadi narasumber diskusi bersama dua teman lain yakni Domminggus Elcid Li (yang berada di Birmingham, Inggris), serta Anto Sangaji (yang berada di Toronto, Kanada). 


Saya diminta oleh staf pengajar komunikasi yakni Syahril Sangaji. Ia punya ide bagus untuk membuat diskusi dan menghadirkan pembicara yang berada di tiga negara yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada. Ia meminta saya untuk menjelaskan perkembangan media di Amerika, sedangkan pembicara lain menjelaskan tentang media di negara tempat mereka domisili. Kami lalu sama-sama berdiskusi dengan mahasiswa di Ternate dengan topik tentang media massa serta pengalaman belajar. Saya mengapresiasi ide tentang diskusi ini. 

Saya menganggapnya ide hebat karena bisa membuat diskusi dengan menghadirkan pembicara dari tempat berbeda, sebagaimana halnya teleconference yang dilakukan kepala negara, namun sama sekali tidak mengeluarkan biaya. Saya mengagumi teman-teman mahasiswa itu yang bisa merencanakan kegiatan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi sehingga bisa meminimalisir pengeluaran. 

Saya teringat semasa mahasiswa di Unhas. Begitu sulitnya membuat diskusi yang menghadirkan pembicara dari luar daerah. Banyak hal yang disiapkan, mulai dari tiket pesawat, sewa hotel, hingga akomodasi. Malah, kadang pembicara itu harus diantar pula untuk makan-makan di tempat tertentu serta menyiapkan souvenir. Persiapannya juga harus dari jauh-jauh hari sebab boleh jadi, sang pembicara itu sibuk dan tidak berada di tempat domisili. 

suasana teleconference

Ini masih satu hal. Belum lagi persiapan menyangkut tempat. Biasanya, mahaisswa merencanakan seminar di satu tempat yang cukup representatif. Jika hendak menyewa hotel, maka mesti dipesan sejak jauh-jauh hari. Kemudian, harus pula menyiapkan hal-hal lain seperti konsumsi, juga hal-hal menyangkut teknis adminsitratif. 

Tapi teman-teman di Ternate itu telah menunjukkan satu model diskusi yang sangat brilliant di mata saya. Mereka bisa menyiasati kemajuan teknologi. Mereka tak perlu menyiapkan tiket untuk para pembicara yang ada di tiga negara yakni Amerika, Inggris, dan Kanada. Mereka juga tak perlu menyiapkan akomodasi. Cukup menghubungi lewat facebook, mengatur jadwal bersama, lalu pada saatnya, semuanya kemudian siap di depan laptop. Diskusi langsung dimulai. 

Diskusi ini kemudian memberikan inspirasi buat saya untuk menghadirkan hal serupa. Barangkali, saya perlu mengajak teman-teman di kampung saya untuk tidak perlu terjebak dengan model seminar yang kaku dan konvensional. Kita bisa saja meminta seorang pembicara di satu tempat, terhubung melalui jaringan teknologi, lalu bersama berdialog dan berdiskusi. Ini cara yang kreatif, efisien, dan brilliant. Saya mengagumi kreatifitas seperti ini. Saya mengagumi inspirasi mereka untuk merancang kegiatan yang sederhana, namun dengan hasil sebagaimana menyiapkan seminar besar. 

Sayangnya, saya tak bisa menyajikan banyak gagasan bagus saat diskusi itu. Tapi saya cukup senang karena sahabat Elcid Li di Inggris, juga Anto Sangaji di Kanada, bisa menyajikan pemikiran-pemikiran brilliant yang semoga bisa menginspirasi mahasiswa Ternate. Saya pun ikut bahagia bisa menyaksikan antusiasme mahasiswa di belahan timur Indonesia, bisa menyaksikan upaya mereka untuk memikirkan banyak hal untuk negeri ini. Saya juga bahagia menyaksikan semangat yang bikin merinding serta membersitkan harapan tentang bangsa ini nantinya.(*)


Athens, 31 Maret 2012

3 komentar:

Atyra mengatakan...

Betul kak...ini ide yang kreatif dan briliant, Murah, meriah dan tentunya padat berisi. Sisi positif lain dari kemajuan sebuag teknolgi. saya jadi ingat pak menteri Dahlan Iskan jg memanfaatkan media BBM jika ingin berdiskusi dengan rekan2nya di divisi atau BUMN...

Ayu Welirang mengatakan...

Semangat untuk mahasiswa... :)

Unknown mengatakan...

Terobosan yang menarik kak..dgn memperbanyak kegiatan semacam ini minimal teman2 mahasiswa bisa termotivaasi dan pikirannya tdk kerdil."

Posting Komentar