Selamat Datang Abdul Hakim

Akhirnya sahabat Abdul Hakim tiba juga di Athens, Ohio. Semalam, saya melihat momen mengharukan ketika dirinya tiba-tiba saja tersungkur dan sujud syukur saat menginjakkan kaki di tanah Athens. Ia telah melampaui perjalanan yang sangat panjang. Tiga bulan lalu, saya dan dirinya sudah menggenggam tiket keberangkatan.

Saat itu, kami amat bahagia. Jelang Lebaran, kami lalu mendatangi rumah mantan Wapres Jusuf Kalla. Kami bertemu banyak tokoh penting negeri ini pada acara silaturahmi dan buka puasa dnegan beliau. Hakim lalu berfoto dengan banyak orang penting, sambil memperkenalkan diri. Saya masih ingat saat ia berjabat tangan dengan Anis Baswedan. Ia lalu berkata, “Bang, minggu depan saya akan ke Ohio.” Anis memberi ucapan selamat. Ternyata minggu depannya, justru dirinya yang tidak berangkat. Sementara saya yang sejak awal malah adem-ayem justri berangkat ke Amrik.

Dirinya lalu tertahan di Indonesia. Apakah ia jenuh? Pasti. Selama tiga bulan, ia hidup dalam keadaan waswas dan tak menentu. Beberapa kali pihak sponsor menyatakan bahwa dirinya tidak akan berangkat. Visanya tertahan. Saya dan sahabat Yazid lalu melobi professor berpengaruh untuk menjamin agar visanya segera keluar dan berhasil. Seseorang di pihak sponsor bilang kalau kampus tidak menerimanya. Saya dan teman-teman di Ohio lalu menggalang dukungan untuk membantunya. Kami menelusuri beberapa sudut kampus ini untuk memastikan apakah ia diterima ataukah ditolak.

Hidup memang penuh keajaiban, khususnya bagi yang percaya dengan keajaiban tersebut. Kami di Ohio sangat mempercayainya. Demikian pula dengan Abdul Hakim. Apapun yang terjadi, kami tetap yakin bahwa selalu ada jalan terang untuknya. Hingga akhirnya setelah beberapa kali bernegosiasi dan melobi, kami mendapatkan titik terang yang kemudian menjaga pelita harapannya.

Malam ini ia sudah tiba di Athens. Kami semua larut dalam nuansa emosional yang dalam saat melihat dirinya tersungkur karena bahagia. Saya lalu membayangkan masa-masa stress saat membantunya. Untuk pertama kalinya saya dan teman-teman merasa sukses mengadvokasi satu persoalan. Mungkin kontribusi kami tak seberapa. Tapi setidaknya kami telah menjaga harapan Abdul Hakim agar tetap menyala redup sehingga menjadi jalan penuntun baginya untuk tiba di Athens.

Hari ini, saya ikut larut dalam kebahagiaan saat melihatnya mencium tanah Athens. Selamat datang!

1 komentar:

Dwi Ananta mengatakan...

Ahh kesulitan memang sangat manis jika telah dijalani dan diatasi :)

Posting Komentar