Aku Butuh Persinggahan


SESEKALI kita harus singgah untuk melepas penat. Sebuah mobil balap pun membutuhkan persinggahan untuk mengisi bahan bakar. Orang-orang menyebutnya pit stop. Di persinggahan itu, sang mobil lalu mengisi bahan bakar, mengganti ban, mengganti suku cadang, hingga pengemudinya beristirahat.

Alam semesta juga memberikan metafor yang sama. Persinggahan sangat penting bagi ulat yang buruk rupa untuk menyiapkan diri menjadi kupu-kupu yang cantik rupawan. Beruang kutub butuh berhibernasi selama musim dingin demi menjaga kondisi fisik tubuhnya. Bahkan alam semestapun butuh persinggahan sesaat dari ketenangannya demi menstabilkan kondisinya. Kita menyebutnya bencana. Tapi bagi semesta itulah cara untuk mereorganisasi dirinya, sebagaimana kata fisikawan Ilya Prigogine.

Laksana metafor alam itu, aku pun membutuhkan persinggahan. Aku tak butuh tempat-tempat hebat untuk melepas lelah ini. Aku hanya merindukan kalian di tanah air sana. Aku merindukan suasana yang riang, penuh gelak tawa, penuh dengan dialog-dialog kecil yang menancap di hati kita. Aku merindukan saat-saat berumah di hatimu, saat-saat ketika hati kita berbincang, saling menyapa, dan berbagi kehangatan. Apakah dirimu juga demikian?

2 komentar:

scada mengatakan...

Waw terkadang memang kita merindukan tempat berlabuh untuk melepaskan kelelahan sebentar, saya sangat setuju, salam kenal gan

Unknown mengatakan...

salam hormat...bang masih ingat dengan saya?

Posting Komentar