Selamat Pagi Colombus!

DI tepi sungai Scioto, kota Colombus bermandikan kabut. Saya menyaksikan kota ini di dekat gedung tempat kantor imigrasi Amerika Serikat (AS). Pemandangannya sangat khas sebuah kota-kota besar, mulai dari gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan sibuk, serta pemandangan sungai jernih serta lapangan hijau di tepi sungai itu.

lanskap Kota Colombus

Nama Colombus diambil dari nama Christopher Colombus, sang penemu benua Amerika. Dari pemilihan nama ini, saya mengambil kesimpulan kalau kota ini bukanlah kota yang dahulunya perkampungan bangsa asli Amerika. Kota ini adalah kota yang dibentuk para pendatang kulit putih, yang kemudian menamainya berdasarkan nama seorang toko masyhur. Kini, kota yang terletak di tepi sungai Ohio ini menjadi kota kelimabelas terbesar di Amerika Serikat (AS).

Apa yang menarik dari kota ini? Sebagai warga Athens, kota ini menjadi kota besar terdekat yang menjadi ibukota dan pusat pemerintahan Ohio. Sebagaimana kota lainnya, kota ini hendak merawat masa silam melalui bangunan tua, serta merawat masa kini dengan menata kota yang indah dan asri dipandang mata.

replika kapal Colombus
Sayang sekali, saya tidak bisa berlama-lama di kota ini. Saya hanya singgah sejenak saat menemani seorang senior yang megurusi dokumen imigrasi. Selanjutnya saya singgah ke Asian Market demi membeli kebutuhan sehari-hari. Sejatinya, saya ingin ketemu banyak sahabat di sini. Saya ingin bertemu beberapa teman yang sedang belajar di Ohio State University (OSU), mendiskusikan isu-isu terbaru, sekaligus membangun networking yang kuat dengan mereka. Niat ini tak kesampaian.

Sejauh ini, OSU, menjadi salah satu tujuan beberapa intelektual Indonesia. Dari rahim universitas ini, banyak lahir nama-nama popular di jagad politik Indonesia. Banyak pula para pengamat yang lebih mirip para ‘selebritis’ di dunia televisi kita, tanpa banyak melahirkan karya bermutu dan membangun dedikasi. Alumni OSU kini malang-melintang di dunia survey politik, serta ikut pula menjadi tim sukses calon presiden dari partai berwarna kuning. Mungkin ini cuma amatan sekilas saja, sebab saya yakin banyak yang memilih bekerja diam-diam, namun membangun prestasi. Yang jelas, kampus OSU cukup populer bagi warga Indonesia.

Tapi saya dapat banyak informasi kalau tak semua fakultas di OSU bagus. Kajian ilmu politik mereka cukup populer. Namun, untuk kajian Asia, antropologi, dan komunikasi, maka Ohio University (OU) yang di Athens bisa dibandingkan. Selain itu, koleksi buku Asia Tenggara di Alden Library OU di Athens, masih jauh lebih lengkap. Kata banyak sahabat, koleksi buku Alden Library hampir sama dengan  koleksi buku di Cornell University, Ithaca, New York, yang banyak disebut sebagai salah satu kiblat kajian Indonesia. Entah, apakah sekarang ini masih bisa dibulang kiblat.

balai kota

Pada akhirnya, semua kampus punya keunikan masing-masing, sesuatu yang kemudian menjadi ciri dan membedakannya dengan kampus lain. Mudah-mudahan dalam perjalanan berikutnya, saya bisa menulis tentang sejarah, lanskap, dan budaya warga Ohio, termasuk menjawab misteri mengapa namanya Ohio? Ataukah ini terkait sapaan dalam bahasa Jepang Ohio Gozaimatsu yang berarti selamat pagi? Nampaknya tidak. Ini sapaan khas Indian, sebagai bangsa asli. Pagi ini saya hanya berucap selamat pagi Colombus! Semoga keanggunanmu tetap abadi.


Athens, OHIO, 23 November 2011

0 komentar:

Posting Komentar