Bertemu Penari Seksi Libanon

bersama Lyn, penari Libanon

KEMARIN saya bertemu rombongan penari dari Libanon. Mereka berjumlah 40 perempuan yang rencananya akan belajar menari tradisional Indonesia. Saat bertemu, mereka memegang bendera Libanon yang disampirkan di badan sehingga nampak serupa syal. Pertamakalinya saya bertemu gadis Libanon. Mereka cantik jelita. Seperti melihat gadis Eropa, namun memiliki eksotika timur.

Saya coba menyapa dalam bahasa Inggris. Ternyata mereka berkomunikasi dengan bahasa Arab. Makanya dialog jadi tidak nyambung. Untunglah ada di antara mereka yang mengerti bahasa Inggris. Makanya saya bisa berdialog dan bertanya banyak hal. Saya berkenalan dengan gadis bernama Lyn. Ia menjelaskan busana tradisional yang dikenakannya. Ia juga tersipu malu saat saya mengajaknya berfoto. Pipinya bersemu kemerahan.

Selama ngobrol, saya memperhatikan teman-temannya. Selain Lyn, saya hanya melihat dua gadis yang berbaju kain panjang. Itupun karena mereka akan menari. Sementara lainnya, justru mengenakan pakaian seksi dan bercelana pendek. Beberapa di antaranya memperlihatkan pusar. Mereka memang cantik-cantik. Pantas saja jika Miss USA adalah seorang gadis keturunan Libanon. Tapi saya tidak mengagumi kecantikan itu. Saya terheran-heran, mengapa gadis-gadis negara Arab justru tidak mengenakan busana yang Islami. Tak satupun saya melihat perempuan yang memakai jilbab di situ.




Selama ini saya menganggap penduduk Timur Tengah adalah penduduk Islami, setidaknya dalam hal pakaian. Bahkan saya beranggapan bahwa penduduknya selalu berpakaian panjang sesuai sunah rasul. Namun pemandangan bertemu Lyn kian menguatkan kesadaran saya bahwa sedang terjadi eropanisasi di mana-mana. Sebagai produk budaya, selera atas pakaian terus berubah mengikuti tuntutan zaman. Ketika hari ini warga Timur Tengah menjadi lebih Eropa, maka itulah tanda-tanda zaman yang sedang terjadi di sana. Tanda-tanda zaman yang menunjukkan bahwa mereka kian liberal dan permisif pada penampakan tubuh indah.

Saat itulah saya berpikir bahwa tesis cendekiawan Masdar F Mas'udi ada benarnya. Katanya, Islam sekarang sudah tidak tampak di negeri Timur Tengah. Kiblat keislaman akan nampak di Indonesia sebab bisa mengakomodasi keragaman berpikir dan keragaman horizon pandang atas nama Islam. Di sini ada kombinasi kuat antara tradisionalisme, liberalisme, serta penghormatas atas multikulturalisme. Di sini ada roh Islam yang bisa dilihat pada harmonisasi hubungan antar umat beragama, serta fakta demografis negeri ini yang tercatat sebagai umat Muslim terbanyak di dunia.

Namun, tesis ini masih harus diuji terus. Belakangan ini banyak muncul kelompok yang hendak memurnikan Islam. Banyak kelompok yang didompleng gerakan politik radikal di negeri Timur Tengah. Mereka menghardik umat lain dan menolak paham pluralisme. Mereka berada di belakang gerakan-gerakan terror yang melukai negeri ini. Mereka menjadi kerikil-kerikil dari gerak negeri ini untuk menjadi negara besar yang punya potensi menjadi sentrum peradaban.

Saya lalu memandang ke teman-teman dari Indonesia. Saya melihat banyak perempuan berjilbab. Saya kembali memandang Lyn. Saya membatin. Kalau saya menutup mata, maka gadis ini langsung saya tebak berasal dari Timur tengah karena ia berbahasa Arab. Tapi saat membuka mata, saya akan menebaknya sebagai gadis Eropa yang agak liberal dengan pakaian. Seperti inikah gadis Arab yang sesungguhnya?

Lyn lalu pamit. Bersama dua rekannya yang mengenakan busana tradisional, ia dipanggil MC acara untuk menampilkan tarian. Mereka menari dengan iringan lagu-lagu Arab. Perutnya bergoyang-goyang laksana para penari perut. Gerakannya lentur dengan seulas senyum yang tak lepas dari wajahnya. Saat perutnya bergoyang, teman di samping langsung berbisik, "Pantesan banyak agama diturunkan di Timur Tengah. Gadis-gadisnya bahenol dan tak malu-malu bergoyang erotik."

4 komentar:

Anonim mengatakan...

yach, Arab lagi ..... !!!

Anonim mengatakan...

"Pantesan banyak agama diturunkan di Timur Tengah. Gadis-gadisnya bahenol dan tak malu-malu bergoyang erotik."
----------------------
bahkan setelah adanya agama-agama (samawi) di timteng, masyarakatnya lebih biadap dari sebelumnya, agama samawi dijaikan alat pembenaran perbuatan biadab dg dalih atas nama Tuhan dan kesuciannya.
AGAMA SAMAWI = GAGAL MEMBANGUN PERADABAN MANUSIA, TERUTAMA AGAMA DG IKLAN PALING SEMPURNA.

aRief mengatakan...

keren tulisannya k yus... ternyata gt ya gadis timur tengah.... weleh weleh... :)
content Follownya mana kak ?.

anazkia mengatakan...

Arab dan dunia timur tengah lainnya, semua adalaha nama bangsa, dan islam adalah sebuah agama. tak semestinya ketika berhubungan dengan arab dan timur tengah itu "beragama" Maksudnya islami wallahua'lam

Posting Komentar