Kutulis Surat Ini dengan CINTA

KUTULISKAN surat ini untukmu. Tidak dengan perangko. Tidak dimasukkan dalam amplop. Kutuliskan surat ini dengan sentuhan jari pada keyboard laptop dengan harapan agar ada kasih yang mengalir lewat jemari. Usiamu telah memasuki sembilan bulan dalam perut ibumu. Mungkin saat ini kau mulai mengerti alunan suara ibumu ketika sedang mengaji. Mungkin saat ini engkau mengenali suaraku yang selalu menyapamu lewat perut ibumu. Aku dan ibumu tengah menanti saat-saat indah ketika dirimu melihat dunia, meneriakkan keberadaanmu lewat tangisan, membersitkan rasa haru bagi siapapun yang menyaksikan hadirmu.


Hari-hariku adalah penantian atas dirimu. Aku menanti-nanti hadirmu dengan berdebar. Ada rasa rindu yang berdenyut-denyut dalam hatiku. Tapi, ada pula rasa bahagia sekaligus rasa takut yang menjalar di hati ini. Bahagia karena dirimu akan menjadi sahabat, kekasih hati, serta prasasti yang menjadi perlambang ikatan cinta kami. Tapi rasa takut juga muncul kala didera kekhawatiran kalau-kalau diriku gagal melukis harimu dnegan bahagia.

Aku sering merasa tak siap menjadi seorang ayah. Hari-hariku adalah hari yang dinamis dan berpindah. Aku seorang egois yang lebih banyak memikirkan diri sendiri ketimbang orang lain. Ketika ibumu memutuskan untuk hidup bersamaku, tiba-tiba kurasai sebuah tanggungjawab yang serupa beban di punggungku. Aku takut tak sanggup menunaikannya. Tapi bagaimanapun juga aku mesti mengambil tangggungjawab untuk menyiapkan lahan subur agar dirimu tumbuh subur dan kelak berguna bagi semesta.

Kutuliskan surat ini untukmu agar kelak engkau mengalami perasaanku ini. Kelak engkau akan menjadi orang dewasa yang merasai diriku saat ini. Kelak engkau akan membaca baris demi baris yang kutuliskan untukmu. Semoga engkau memahami betapa derasnya kasihku untukmu. Semoga kelak engkau tak akan malu menyebut namaku sebagai bagian penting dari segala hal yang positif yang pernah kau gapai. Semoga kelak kau merasai bahwa dirimu terlahir karena cinta, tumbuh karena cinta, dan kelak dewasa arena cinta. Dirimu, diriku dan ibumu dipersatukan dalam sebuah lingkaran yang sama: CINTA.


Makassar, 21 Juli 2011

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Izin share di FB bang...... (Azanuddin Umaee)

Meike Lusye Karolus mengatakan...

terharuuuuuu...kalau kak yus bikin buku tulisan ini dimasukkan ya...senang deh pasti jadi anaknya kak yus dan kak dwi, dihadiahi banjiran tulisan-tulisan indah..semoga persalinannya lancar nanti..amin..:D

ASWAD LIPU mengatakan...

Semakin saya membaca tulisanmu, gaya menulisku di rasuki oleh tulisan-tulisanmu...

tune mengatakan...

yus tulisan ini benar2 indah

Posting Komentar