A Tribute to Tony Rudyansjah

PENGAJAR Universitas Indonesia (UI) Tony Rudyansjah kembali meluncurkan dua buah buku baru. Ia menulis KESEPAKATAN TANAH WOLIO: Ideologi Kebhinekaan dan Eksistensi Budaya Bahari di Buton. Buku yang lebih baru adalah ALAM, KEBUDAYAAN & YANG ILAHI: Turunan, Percabangan, dan Pengingkaran dalam Teori-Tori Sosial Budaya.


Di tengah kegersangan karya akademik, saya sangat mengapresiasi karya terbaru salah satu pengajar favorit di Departemen Antropologi, Universitas Indonesia (UI) ini. Sebuah buku adalah sebuah jendela untuk melihat sejauh mana kapasitas dan penjelajahan seseorang di wilayah akademik. Buku adalah sebuah pertanggungjawaban kepada publik atas capaian, kualitas, serta kemampuan seseorang di ranah ilmiah. Ketika seseorang akademisi gagal membuat buku, maka ia tidak punya kebanggaan di ranah akademik yang selama ini digelutinya. Buku ibarat senjata bagi seorang petempur di medan laga. Tanpa buku, apalah yang bisa dibanggakan seorang akademisi di medan tempur pengetahuan? 


Selain itu, saya pun bangga karena Tony menulis buku tentang Buton. Belakangan ini, publikasi tentang Buton tidak seberapa banyak. Sejarah Buton hanya dituturkan lewat tradisi lisan dengan segala klaim kebesaran. Makanya, publikasi tentang Buton mesti digalakkan untuk mengangkat wacana kebutonan di ranah ilmiah, ranah yang bisa diperdebatkan berbagai pihak. Publikasi ini akan kian memperkaya khasanah pengetahuan tentang Buton sebagai satuan kebudayaan yang pernah besar dalam sejarah negeri ini. Selamat buat Tony

1 komentar:

dwia mengatakan...

ooo, bukunya pak tony toh. mintakan dulu bukunya k hamzah

Posting Komentar