Perang Makassar 1669


SEBERAPA sukakah Anda dengan novel sejarah? Kemarin aku membeli sebuah novel berjudul Perang Makassar 1669 karya SM Noor. Gambar sampulnya menarik, menampilkan sosok Sultan Hasanuddin. Ada ilustrasi perang laut yang menampilkan kapal perang VOC dan kapal phinisi. Mereka saling bertarung, saling memuntahkan peluru. Api menyala di mana-mana.

Buku ini agak tipis. Baru baca sekilas, sudah bisa kutebak apa isinya. Bisa pula kutangkap posisi pijak atau terang pandang yang dipilih sang pengarang. Ia melihat peristiwa itu dari sisi Makassar, sebagai pihak yang kalah namun dengan segenap daya telah melawan kesewenang-wenangan bangsa asing. Menurut catatan sejarawan Anthony Reid, orang-orang Makassar telah mempersembahkan sebuah perang paling dahsyat yang pernah dialami VOC di Nusantara. sebuah perang laut yang melibatkan ribuan kapal, ribuan merian yang berdentum, serta tangis lirih yang mengisak di tengah desingan peluru dan kilatan badik yang memuncratkan darah.

Mungkin ini hanya bacaan sekilas. Aku sebenarnya berharap ada teka-teki serta berbagai sudut pandang dalam buku ini. Tentunya, sudut padang itu akan terwakilkan dari beberapa tokoh atau karakter yang mencerminkan benturan pandangan di masa itu. Katakanlah, kita tahu tentang apa yang dialami Sultan Hasanuddin. Tapi bukankah akan sangat menarik jika kita paham sudut pandang Arung Palakka, Sultan Buton, Sultan Ternate, serta para ksatria VOC yang ikut berdinamika pada masa itu? Bukankah memahami sudut pandang pihak-pihak berbeda akan membuat kita lebih arif sehingga melihat sudut pandang beberapa tokoh sebagai rangkaian teka-teki yang kemudian membentuk sebuah kisah yang utuh?

Mungkin ini hanya kesan sesaat setelah membuka-buka buku, tanpa detail membacanya. Mudah-mudahan dalam dua hari ini aku bisa segera menyelesaikannya. Belakangan ini aku cepat sekali menyelesaikan sebuah bacaan. Dan tentu saja, aku tak lupa untuk membagikan sudut pandang tersebut dalam catatan tidak penting ini.(*)

2 komentar:

Satriani Mulyadi mengatakan...

ya, bukunya belum saya baca, tp setidaknya saya dapat sinopsisnya dari kita. saya share link ta ke teman2 yg lain ya...

Anonim mengatakan...

numpak comment..
sy dah baca bukunya, kbetulan td siang say sempat sharing sm pengarangnya, bp. SM.Noor.
yg sy tangkap dari pejelasannya, memang beliau sadari bahwa fakta sejarah yang beliau paparkan hanya terjadi sebelum 1669 - 1669 (perang makassar) dimana pada saat itu makassar kalah dari VOC dan sekutunya..
novel sejarah tersebut, sebenarnya 'naskah pidato pemgukuhan gurur besar'. kebetulan beberapa bulan yg l;alu sy sempat mengikuti pidato beliau.

diluar dari apakah sy mahasiswanya atau bukan. tp berbicara tentang sejarah gowa khususnya, itulah yang tejadi. walaupn sy sadari bahwa, kemungkinan atau bisa dipastikan. jika masyarakat Bone yg membaca novel ini, akan disikapai dengan cukup keras (kontra)

tpi kita tunggu saja, lanjutan dari novel tersebut... (tidak bermaksd tuk promosi)

Posting Komentar