Kabar Duka Berhembus Hingga Maatscricht

SETIAP pilihan selalu mengudang konsekuensi. Sebuah kabar duka berhembus hingga Maastricht. Seorang sahabat yang belum genap seminggu menginjakkan kaki di kota kecil itu di Belanda tiba-tiba saja mendengar berita tentang ayahnya yang meninggal dunia dan dikuburkan di Padang. Ia berontak, namun tak berdaya. Jarak Padang dan Maastricht  terlampau jauh, dan dana beasiswanya jelas tidak memadai untuk menutupi ongkos perjalanan.

Untunglah, teknologi bisa membantu untuk memudahkan semuanya. Ia menggunakan perangkat teknologi Skype demi menyaksikan langsung jenazah bapaknya. Ia juga bisa menyaksikan bagaimana proses penguburan berkat Skype. Teknologi membuat sedihnya bekurang. Ia kembali bersemangat dan tidak larut menangisi kesedihan.

Melalui blog ini, saya mengucapkan turut berduka cita kepadanya.(*)

4 komentar:

ningsyafitri mengatakan...

halo, pak...
Kunjungan balik nih...
Hehehe...
Makasih pak udah mau berkunjung di blog sy... :)

tunis mengatakan...

kayaknya saya kenal siapa yang dimaksud, secara saya pernah di maastricht dan pernah ketemu dengan orangnya..

Yusran Darmawan mengatakan...

@Tunis: kenal sm Petronela yaa

tunis mengatakan...

pak yusran, wah sepertinya salah orang, soalnya kawan yg di maastricht itu dari padang juga, cewek, baru tiba disana sudah harus pulang krn ortunya meninggal...

Posting Komentar