Tetes Inspirasi CLARA NG

Clara Ng di tengah tumpukan buku-buku fiksi


KALI ini saya ingin menimba banyak ilmu kepenulisan pada Clara Ng. Saya memang belum membaca satupun fiksi karya Clara, namun saya tahu persis bahwa setiap kali ke toko buku, selalu saja saya temukan buku karya Clara. Saya selalu bertanya-tanya dalam hati, betapa produktifnya Clara dalam menulis kisah. Seperti apakah gerangan imajinasinya membumbung tinggi, menemukan selaksa kisah seperti warna-warna pelangi, kemudian kembali ke bumi dengan kisah menakjubkan yang serupa air mengalir, tak berkesudahan.

Kali ini, saya tidak akan mengomentari banyak karya Clara. Saya hanya mengangkat beberapa kutipan kalimatnya dalam wawancara sebagaimana dimuat di Kompas hari ini, Kamis (24/2). Saya memilih beberapa komentarnya yang snagat kuat dan inspiratif. Semoga kelak saya bisa meniru jejak Clara. Thanks atas pencerahannya.


Keberanian saya adalah kegentaran saya terhadap hidup. Saya rasa, kalau ingin selalu aman sentosa dan terbebas dari rasa takut, tidak usah menulis fiksi! Menjadi penulis fiksi membutuhkan keberanian untuk berhadapan dengan diri sendiri, meneruskan penceritaan, dan terakhir, bertanggung jawab kepada masyarakat.

Saya sering bertemu dengan orang-orang yang mengaku ingin menulis cerita dahsyat. Tapi ternyata saya sangat jarang menemukan yang ”benar-benar” melakukannya dibandingkan dengan yang ”ingin”. Penulis adalah orang yang menulis, jadi kalau seseorang tidak menulis, berarti dia bukan penulis. Karya tak bisa dihasilkan hanya dengan berpikir atau berangan-angan tentang menulis, tapi karya dihasilkan dengan benar-benar bekerja. Maka. nyalakan komputer dan mulailah mengetik cerita. Inspirasi akan mengalir lancar saat mulai menulis.

Bagi saya, menulis bukan beban, jadi semangat saya tidak didasari target. Saya sudah cukup bahagia apabila saya memberi kesempatan kepada diri untuk membuka keran ide di kepala dan mengalirkan kata-kata. Sebab, tanpa menulis, saya merasa kepala saya terlalu penuh dan mampet. Anak-anak harus dibiasakan menulis sejak dini, sejak mereka mulai belajar membaca dan merangkai kata. Dengan menulis, anak-anak diajarkan untuk lebih pandai berbahasa dan mengungkapkan perasaan/gagasannya, juga menjadi komunikator yang baik kepada sesamanya.

Ciri khas penulis yang baik pasti memiliki kenikmatan menjadi pengamat di tengah keramaian dan menjadi penyendiri di saat benar-benar sendiri. Nah, sebenarnya seperti itulah awal mula proses kreatif saya. Selanjutnya, sorang penulis juga mempunyai sikap-sikap kemandirian yang sangat kuat (untuk mulai menulis) dan menjadi ”orang lain” di dalam ceritanya.

Saya menyukai dunia kepenulisan karena sejujurnya hanya dunia itulah yang paling setia dan tak pernah berpaling dari saya. Saat hidup saya terus maju dan berproses, beberapa kegiatan dan aktivitas saya di bidang-bidang lainnya menjadi longgar dan membosankan, hanya dunia menulis yang tak pernah letih memuaskan dahaga saya

Bagi saya, menulis adalah jalan pedang dan pedang yang saya maksud di sini sebagai filosofi hidup dan simbol pemahaman. Ini adalah semacam panggilan jiwa saya untuk membenahi dan membela kaum yang dibungkam, sekecil dan sesederhana apa pun usaha saya. 

2 komentar:

Meike Lusye Karolus mengatakan...

saya salah satu penyuka dari karya2 Clara Ng kak..
salah satu yg saya suka itu judulnya "Gerhana Kembar", gilaaa dia menceritakan kisah cinta sesama jenis namun tidak menimbulkan efek jijik terhadap pembaca malah jadi terharu...

PS : kalau kakak poseidon ketemu Clara Ng, titip salam ya kak....^^

yath mengatakan...

sudah banyak yang merekomendasikan untuk membaca karya Clara Ng, dan setelah membaca dari beberapa sumber tentangnya sepertinya saya mulai tertarik dan sekarang saya mulai mencari-cari bukunya.. nice post kanda, :)

Posting Komentar