SAYA akan mencatat tahun 2010 ini sebagai tahun yang paling membahagiakan. Di tahun ini ada begitu banyak keajaiban dan rencana hidup yang tiba-tiba menjelma menjadi kenyataan. Betapa besarnya anugerah Allah yang tiada putus melimpahkan saya dengan bahagia yang bagai sungai terus mengalir di sela-sela bebatuan kehidupan dalam dunia kosmos yang saya jalani.
bersama istri di Museum Nasional |
Tahun ini saya mencatat ada begitu banyak kejadian luar biasa yang tak akan pernah lekang dalam memori, membersitkan rasa bahagia serta rasa syukur atas semua kenikmatan yang saya terima. Memang, tahun ini ada prahara berupa masalah yang sempat mendera, namun saya berhasil melewatinya dengan baik. Masalah itu serupa kabut hitam yang pekat. Setelah melewatinya, ternyata ada matahari yang bersinar di baliknya. Ada langit biru dan awan putih yang bergulung-gulung.
Saya mulai menikmati berita bahagia satu per satu yang datang. Semuanya adalah anugrah yang tiada tara dari Yang Maha Pencipta. Tahun ini, saya menikah dengan wanita yang lama menjadi pujaan hati.Setelah menjalani masa pacaran selama lima tahun akhirnya saya bisa mewujudkan mimpi untuk hidup bersamanya. Saya bahagia karena semua jalan untuk bersamanya dimudahkan. Ada begitu banyak tangan dingin yang membukakan jalan, membantu menghamparkan karpet merah untuk saya jalani bersamanya. Saya berhutang budi pada banyak orang, khususnya keluarga saya.
Tahun ini saya juga mendapat pemberitahuan lulus pada sebuah program beasiswa yang sangat brgengsi. Saya bahagia bisa masuk dalam 50 orang terpilih dari seluruh Indonesia. Saya bahagia karena lolos dalam satu seleksi ketat yang diikuti 9.000 orang pencari beasiswa di tanah air, pada suatu program skema beasiswa yang paling diinginkan orang-orang. Saya bahagia atas keajaiban yang serasa jatuh dari langit.
Menggenapi semua kebahagiaan itu, minggu lalu saya kembali mendapat berita bahagia ketika istri saya hamil. Ini berita luar biasa yang yang sama sekali tidak saya sangka. Saya pikir ini akan butuh waktu lama. Malah saya dan istri sempat berpikir untuk menunda kehamilan. Ternyata Allah tak henti-henti melimpahkan anugrah. Saya bahagia karena istri akan segera mempersembahkan kebahagiaan berupa tawa kecil yang memenuhi rumah kelak. Memang, saya belum berkecukupan secara materi.masih amat jauh dari apa yang diidam-idamkan.
Namun kehadiran seorang anak adalah harta berharga yang tak ternilai. Tiba-tiba saja, pencapaian materi menjadi hampa. Saya jadi tidak terlalu peduli dengan pelatihan bahasa Inggris yang saya jalani. Beasiswa ini jadi tidak penting ketimbang hidup bersama seorang istri dan seorang anak. Saya jadi tidak peduli hendak belajar di mana. Semua jadi tidak penting ketimbang suasana hati yang menggenag tatkala dirimu melihat kepingan dirimu yang tumbuh dan mencari identitas. Saya akan menyaksikan keajaiban Tuhan tentang penciptaan manusia dan menyaksikan setiap inchi pertumbuhan sosok manusia, sebagaimana dulu pernah disaksikan bapak dan ibu ketika saya tumbuh. Inilah siklus purba yang selalu dijalani manusia, namun tak kurang-kurang rasa bahagia yang menjalaninya.
Saya akan menyayangi mereka dengan kasih sayang terbaik yang bisa saya berikan. Saya akan mencintai mereka sebagaimana cintanya bapak kepada saya hingga saya bisa tumbuh dewasa dan menjalani hari sebagaimana sekarang. Saya akan belajar menjadi manusia yang lebih baik. Terimakasih istriku untuk kebahagiaan ini.
Saya akan menyayangi mereka dengan kasih sayang terbaik yang bisa saya berikan. Saya akan mencintai mereka sebagaimana cintanya bapak kepada saya hingga saya bisa tumbuh dewasa dan menjalani hari sebagaimana sekarang. Saya akan belajar menjadi manusia yang lebih baik. Terimakasih istriku untuk kebahagiaan ini.
Terimakasih ya Allah atas semua anugrah-Mu.....
2 komentar:
wah.. pak Yusran selamat ya.. semoga mba Dwi sehat selalu selama masa kehamilan, begitu juga dengan ade bayinya.. sangat terharu membaca postingan kali ini...^^
makasih mbak ririn. sayapun ikut bahagia karna mbak bisa terharu oleh postingan ini. makasih
Posting Komentar