Facebook Ngadat!

SUDAH saatnya saya belajar hidup tanpa Facebook. Sudah beberapa hari ini saya uring-uringan setiap mendengar kata Facebook. Saya agak kesal karena modem Telkom Flash yang saya pakai lebih dari dua bulan ini kesulitan mengakses situs yang dikunjungi jutaan orang itu. Padahal, semua situs lain bisa ditembus. Mengapa harus Facebook yang ngadat?


Mungkin saya mulai terjangkit dengan teori ketergantungan atau the dependency theory yang dikemukakan Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur. Kata mereka, semakin kita tergantung pada media massa, maka media itu akan semakin penting buat kita. Pada titik yang paling ekstrem, media massa itu menjadi powerful atas diri kita. Kendali kita atas tubuh dan dunia sudah diambil oleh media massa. Kita tidak lebih dari pion catur yang digerakkan media.

Tanpa Facebook, saya mulai kesulitan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis saya secara optimal. Saya juga begitu tergantung dengan informasi terbaru tentang dunia sosial, tentang apa yang dilakukan para sahabat di tempat-tempat yang jauh di sana. Facebook serupa kota tempat saya berinteraksi dengan siapapun, tanpa memandang jarak geografis. Di sini, saya adalah apa yang saya tuliskan sebagai status, tergantung pada foto saya yang di-tag oleh para sahabat, serta saya adalah apa yang didefinisikan oleh interaksi.

Tapi hidup tanpa facebook juga memberi makna positif. Setidaknya saya bisa memikirkan hal-hal lain yang belum tuntas. Saya bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan yang terbengkalai dan mesti segera diselesaikan.(*)


1 komentar:

TEGUH SUROSO mengatakan...

pas benerrrrr.....

Posting Komentar