Hari Ini Aku Melamarmu

HARI ini aku melamarmu. Dengan mengucap lafal Basmallah, aku memohonkan harapan untuk mengajakmu menjadi bagian diriku. Dengan melepas ribuan mantra ke udara, aku menginginkan sebuah penyatuan denganmu. Bersama kita menciptakan ruang imajinasi bersama. Bersama kita berbagi mimpi dan harapan sembari menggerakkan langkah-langkah kaki kecil kita di altar kehidupan. Bukankah segala yang agung selalu dimulai dari langkah kecil?

Hari ini aku melamarmu. Embun pagi menjadi saksi dari niat yang tulus. Ikan-ikan di akuarium berkecipak dan memamerkan sisiknya yang berkilauan, berkejar-kejaran saat kupandangi dengan cemburu. Matahari tak terlalu terik. Langit mengirimkan awan untuk memyangi langkah menuju dirimu yang menunggu dengan seulas senyum. Sepanjang jalan, sepasang merpati putih beberapa kali melintas di hadapanku. Merpati yang mengibaskan sayap dan berkicau hendak membisikkan sesuatu. Aku melihat tanda-tanda alam yang kesemuanya adalah semesta yang sedang melingkupi kita.

Hari ini aku melamarmu. Ada rasa takut yang mulanya merayap di hati ini. Bukan takut pada segala yang melingkupimu. Aku takut kalau-kalau tak mampu memikul beban sejarah dan tanggungjawab atasmu. Tapi tenggelam dalam sungai ketakutan bukanlah solusi yang baik. Aku mesti mengalir dan menelusuri labirn-labirin kehidupanmu demi memastikan tanaman bahagia tetap tumbuh semerbak di hatimu. Aku mesti member air kehidupan, memberi pupuk, dan menjadi matahari atas tunas kehidupanmu. Dan betapa bahagianya diriku ketika dirimu mekar dan indah semerbak bersamaku.

Hari ini aku melamarmu. Aku memberanikan diri untuk menyayangimu, menemani hari-harimu, dan menjadi sosok yang baik untuk menelan segala sedihmu. Kita akan membuka lembaran baru dari buku kehidupan kita yang kelak akan dipenuhi catatan yang kita goreskan bersama. Kita akan sama-sama menjadi saksi atas buku kecil sejarah kehidupan kita masing-masing. Kita akan sama-sama memberi makna atas setiap jengkal perjalanan kita. Sebab kita adalah dua tubuh dan satu jiwa. Kau dan aku akan melebur jadi satu kesatuan.

Hari ini aku melamarmu. Dengan penuh bunga-bunga harapan dan karpet merah yang kubentangkan di depan rumahmu. Kau berjalan laksana putri dengan gaun indah. Dan aku sebagai lelaki yang menunggumu di seberang....
 

Makassar, 28 Juni 2010


6 komentar:

dwi mengatakan...

melamar????harusnya ini diposting 9 juni lalu. sekarang sudh status tunangan pak:P.Tapi apapun itu jika darimu selalu membuatku bahagia.

Anonim mengatakan...

ahh...kak yus.so romantic.insya Allah menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.jaga temanku baik2 y kak yus. miss u all...

Anonim mengatakan...

segala doa dan harapan demi keturunan yang akan mnyertai peradaban

Anonim mengatakan...

barakallah...! selamat buat bang yusran dan dinda dwi, semoga bahagia dan segera dikaruniai keturunan yg cerdas seperti ayah dan ibunya, amiiiin...!
[mih & nir]

Andi Rahmat Munawar mengatakan...

cepat-cepatmi kanda......

Praz mengatakan...

Afwan sebelumnya,, sepertinya dalam islam tak ada istilah tunangan

Posting Komentar