Serunya Menjadi Traveler


ORANG paling beruntung sedunia adalah Trinity, penulis buku The Naked Traveler. Saya tidak sedang bercanda. Membaca lembaran-lembaran buku Trinity membuat saya jadi cemburu dengan sosok ini. Ia bisa berkeliling dunia dengan modal pas-pasan, dan bisa berbagi banyak kisah melalui perjalanan yang mengasyikkan tersebut. Ia bisa menjangkau batas terjauh yang bisa digapainya, kemudian mencatatkan setiap inchi perjalanannya tersebut. Trinity adalah manusia yang luar biasa dalam hal menggapai apa yang diingininya.

Beberapa hari yang lalu, saya membeli The Naked Traveler 2. Dari sisi gaya bahasa, buku ini biasa saja sebab ditulis dengan gaya obrolan khas pertemanan yang gaul, asyik, dan tidak jlimet. Tapi dari sisi kisah yang hendak disampaikan, buku ini jadi amat bernilai. Buku ini serupa mutiara yang amat berharga bagi mereka yang berkeinginan merengkuh dunia. Melalui buku ini, Trinity mengisahkan pengalamannya berkeliling di banyak tempat, lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangan, segala susah dan senang, hingga perasaan takjub sekaligus kesal yang kemudian berbaur menjadi kesatuan yang sangat menarik.

Selama ini, kita terlalu dilenakan dengan brosur wisata yang hanya menampakkan sesuatu yang indah-indah saja.Kita jarang diperlihatkan kenyataan yang ada di satu tempat, beserta tingkah polah manusia yang menghuni tempat tersebut. Melalui buku ini, Trinity bercerita sesuatu secara apa adanya. Ia melihat sesuatu dengan sudut pandangnya sendiri.

Ia menulis sesuatu yang bahan mentahnya adalah pengalaman demi pengalaman, yang kemudian diperkaya dengan kesan-kesan serta interpretasinya yang sedemikian kaya. Makanya, ia kerap membandingkan suatu tempat dengan tempat lainnya. Ia tidak bermaksud hendak menjelek-jelekkan sesuatu. Ia hanya bercerita apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Saya merasa nikmat saat membaca catatan-catatannya. Beberapa kali kata “aha” melintas dalam benak. Saya serasa mengalami sendiri, merasakan langsung debur ombak di pantai-pantai, merasakan denyut jantung manusia-manusia yang berdiam di satu tempat.

Saya yakin, Trinity sedang menyebarkan virus agar semua orang mau bepergian dan tidak menjadi ‘katak dalam tempurung’ yang hanya duduk diam di satu tempat, tanpa melihat apapun. Ia ingin agar semua orang melihat dunia yang luas, mengalami langsung perjalanan dan petualangan yang mengasyikkan, kemudian berkisah pada banyak orang. Pada titik ini, Trinity serupa para penjelajah yang berkisah tentang dunia-dunia yang eksotis. Namun, di banding para penjelajah dan atropolog yang selalu mencari hal-hal eksotik, catatan Trinity tidak selalu demikian. Sesekali ia menyampaikan ketidaknyamanan atau sebuah kritik tatkala menemui kenyataan yang tidak mengenakkan.

Saya sungguh senang membaca catatan perjalanan seperti ini. Mudah-mudahan, kelak saya bisa menyusul Trinity untuk mencatat semua perjalanan-perjalanan. Setidaknya, blog ini telah merekam perjalanan, kegelisahan, serta obsesi yang telah saya tanam dan akan terus saya sirami hingga akarnya menghujam bumi. Semoga.

2 komentar:

Trinity mengatakan...

Bagus sekali tulisan resensi Anda. Terima kasih banyak ya!

Yusran Darmawan mengatakan...

for trinity; emang bagus ya? biasa aja kok. sesekali jangan bilang terima kasih dong. traktir kek, atau ajak jalan-jalan. hehehe. gimana?

Posting Komentar