Pijar-Pijar Refleksi di Hari Ultah

HARI ini, 31 Mei, saya merayakan ulang tahun. Biasanya, saya selalu merahasiakan hari penting ini. Saya tak punya tradisi untuk merayakannya. Bagi saya, hari ini sama saja dengan hari-hari lainnya. Malah, saya nyaris melupakan hari ini. Namun, berbagai ucapan selamat dari para sahabat di fesbuk telah menyadarkan saya bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan hari ini.

Akhirnya, saya menemukan sisi baik dari teknologi. Selama ini saya selalu dijejali dengan teori kritis dari ilmu sosial aliran Frankfurt yang dalam setiap tulisannya selalu mencaci maki dampak perkembangan teknologi bagi kemanusiaan. Kata mereka, teknologi telah membuat kita menjadi tidak manusiawi, menjadi terasing dari sesama. Teknologi telah membuat kita teralienasi.

Hari ini saya belajar banyak. Ternyata teknologi telah menautkan saya dengan banyak pihak. Teknologi telah menghangatkan kembali hubungan-hubungan sosial yang telah saya rajut dengan banyak pihak. Teknologi memperkencang buhul hubungan social sekaligus mengikatnya menjadi kukuh. Baik melalui internet maupun telepon selular, semua orang memberi ucapan selamat. Saya terharu dengan semuanya. Saya bahagia dengan semuanya. Saya bisa merasakan ungkapan bahagia serta rasa syukur yang terucap semoga hari ini bisa jadi momentum refleksi.


Yup.. benar sekali. Mestinya hari ini menjadi momentum refleksi atau memutar mundur ingatan pada langkah-langkah kecil yang pernah saya jejaki di atas pasir kehidupan. Saya sudah melangkah jauh. Saya sudah bertemu dengan ribuan manusia di berbagai tempat. Saya berinteraksi, belajar, dan berusaha untuk saling memaknai dengan sesama. Pada beberapa titik persinggungan itu, saya bisa belajar banyak, menemukan hal yang lucu-lucu, atau mungkin tanpa sadar telah menyakiti yang lain.

Namun, sebagaimana kata biksu Ajahn Brahm, semua yang kita alami adalah unsur-unsur yang menunjukkan sisi manusiawi kita. Kita toh hanya seorang manusia yang secara alamiah bisa mengalami kesalahan. Boleh jadi kita sering salah. Namun, tenggelam dalam rasa bersalah itu bukanlah sesuatu yang benar. Pada satu titik, kita mesti menghargai, mengapresiasi, dan mencintai diri kita sendiri. Kita harus berdamai dnegan semua kesalahan itu kemudian memasangi kekang agar kitalah yang mengendalikan semua kesalahan itu.

Dengan cara demikian, kita bisa lebih seimbang dalam menyaksikan sisi-sisi manusiawi pada diri. Kita belajar dari masa silam dan membersihkan debu-debu yang menghalangi pandangan kita untuk memandang masa depan. Kita melihat masa lalu sebagai kompas untuk menjalani masa kini dan masa depan. Hanya dengan cara inilah kita bisa menemukan bahagia dan kebebebasan dalam setiap jengkal langkah-langkah kecil kita di belantara kehidupan.


Pada momentum ulang tahun ini, saya sedang belajar untuk menjadi diri saya. Saya merasa amat beruntung karena masih bisa belajar dan berefleksi dengan apa-apa yang sudah saya jalani. Belakangan ini, saya banyak bertemu dengan manusia yang selalu merasa dirinya benar. Saya banyak bertemu dengan manusia yang pongah dengan jubah kebenaran dan tiba-tiba saja hendak menjadi algojo bagi sesamanya. Saya banyak bertemu dengan mereka yang merasa dirinya seputih malaikat, kemudian hendak menghakimi yang lain. Mereka-mereka yang buta hati dan alpa melakukan refleksi kalau-kalau langkahnya keliru. Saya bersyukur karena tidak terlahir sebagai mereka yang buta hati dan buta situasi. Saya bahagia tidak menjadi bagian dari mereka yang angkuh dan selalu merasa dirinya benar.

Pada momentum ulang tahun ini, saya bersyukur karena Tuhan masih menunjukkan titik-titik terang untuk melihat cahaya di kejauhan sana. Saya bersyukur karena dilingkupi semua orang yang menyayangi dan menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan. Saya bersyukur karena tak pernah kekurangan mata air kasih sayang dan samudera cinta dari banyak pihak. Saya memang belum mencapai hal-hal luar biasa dalam hal materi. Saya masih seorang Yusran Darmawan yang serba berkekurangan. Namun cinta dan kasih sayang yang saya terima adalah mutiara-mutiara tak ternilai yang menjadikan saya sebagai manusia kaya-raya yang berkelimpahan. Saya adalah manusia penuh harta. Penuh kasih sayang. Penuh cinta.(*)

2 komentar:

Lintang mengatakan...

Happy belated birthday ya :)

Semoga panjang umur, murah rezeki, enteng jodoh, sehat selalu dan tetap sukses di setiap peran yang diberikan Allah swt di dunia ini..... amin

Saya tadi salah baca judul, kirain pijat refleksi di hari ultah :))

Iya saya juga senang merefleksikan diri saya ke depan nantinya dengan melihat saya di masa lalu dan sekarang.... Alhamdulillah, ternyata tambah umur membuat saya tambah "kaya".... Saya yakin Yusran juga demikian :)

Lintang mengatakan...

Happy belated birthday ya :)

Semoga panjang umur, murah rezeki, enteng jodoh, sehat selalu dan tetap sukses di setiap peran yang diberikan Allah swt di dunia ini..... amin

Saya tadi salah baca judul, kirain pijat refleksi di hari ultah :))

Iya saya juga senang merefleksikan diri saya ke depan nantinya dengan melihat saya di masa lalu dan sekarang.... Alhamdulillah, ternyata tambah umur membuat saya tambah "kaya".... Saya yakin Yusran juga demikian :)

Posting Komentar