Memediasi Andoke dan Manusia

INI adalah contoh iklan layanan masyarakat yang saya temukan dalam buletin yang ditebitkan Wallaceae International. Iklannya nampak biasa saja. Tapi, saya suka dengan judulnya "Andoke Teman Atau Lawan?” Pembuat iklan ini sengaja memakai kata andoke, sebab ia tahu betul siapa yang menjadi audiens dari iklan ini.



Dalam banyak bahasa di Pulau Buton, andoke berarti monyet. Saya bisa memastikan bahwa iklan ini ditujukan kepada petani dan masyarakat luas agar memikirkan dengan serius apakah andoke memang musuh petani ataukah tidak. Bagi para petani yang terbiasa berkebun di sekitar Hutan Lambusango, mereka mungkin berpikir bahwa andoke selama ini menjadi ancaman. Tapi melalui iklan ini mereka seakan disadarkan bahwa andoke punya alasan sendiri mengapa mereka harus menjarah lahan petanian. Para andoke itu kehilangan lahan perburuan sebab lahan yang dulunya memberi mereka makanan ternyata sudah menjadi kebun.

Para andoke ini jelas tidak paham kalau tempat berburu mereka sudah jadi kebun. Mereka mungkin tidak mengerti bahwa dalam hukum yang dibuat manusia, sebidang hutan bisa diubah menjadi kebun. Para andoke itu hanya mengikuti insting purba dalam dirinya bahwa tempat itu dahulu adalah hutan yang menjadi tempat mereka mencari makanan. Jikalau tempat itu tiba-tiba jadi kebun, maka jelas itu bukan urusan mereka. Mereka jelas tidak mau tahu. Makanya, ketika andoke itu memasuki kebun, maka terjadilah konflik dengan petani yang mengklaim itu sebagai miliknya.

Untunglah, ada lembaga seperti Wallacea yang kemudian memediasi kepentingan andoke dan manusia. Kalau tidak, maka tidak banyak yang paham apa sebenarnya yang diinginkan andoke. Pastilah andoke itu hanya menerima cap penjarah yang terus dikejar-kejar para petani.(*)

2 komentar:

ARNOLD SIMANJUNTAK mengatakan...

Saya suka dengan tulisan anda, saya baru belajar menjadi penulis, kiranya mau sharing ilmu...

IDProperti.com mengatakan...

Ijin Bookmark ya, Nice Post, salam kenal dari :
IDProperti - Pasang Iklan Properti

Posting Komentar