Mahalnya Waktu Luang

WAKTU adalah sesuatu yang sungguh mahal bagi saya. Walaupun saat ini saya belum punya pekerjaan tetap, namun saya sudah mulai kerepotan mengatur waktu. Padahal, saya punya target untuk segera menerbitkan dua buah buku di bulan Oktober ini. Jika saya tidak segera menyelesaikannya, maka semua pekerjaan akan menumpuk.

Entah kenapa, belakangan ini saya susah menolak. Hampir semua tawaran dan ajakan, selalu saya terima. Mulai dari ketua panitia pementasan seni, membuat film dokumenter, hingga menjadi editor buku. Tadi siang, dua orang teman meminta saya untuk membantunya mengerjakan skripsi dan tesis. Itu belum cukup. Saya juga masih punya ambisi idealis untuk menerbitkan buku yang saya tulis sendiri. Berbagai ambisis serta tawaran dari banyak teman mulai membuat saya keteteran mengatur hari. Saya mulai kesulitan untuk menyesuaikan waktu kapan harus menuntaskan semua agenda tersebut.

Mestinya saat ini saya harus segera menentukan prioritas hendak melakukan apa. Mestinya saya harus menyingkirkan segala hal yang tidak perlu dan bisa berkonsentrasi pad apa-apa saja yang paling penting buat saya. Susahnya juga karena saya juga harus banyak melunagkan waktu buat ibu dan adik yang saat ini ada di Makassar. Setiap hari saya harus antar adik ke hotel tempatnya pelatihan. Tanpa saya, mama tidak bisa ke mana-mana sebab saya adalah kaki yang mengantarnya ke manapun dan membelikan apapun di luar.

Saya mulai lelah. Tapi saya harus tetap punya prioritas agar semua kerjaan tidak sia-sia. Dalam situasi begini, saya merindukan waktu yang panjang untuk berleha-leha dan bersantai atas segala urusan yang mulai penat. Mungkin, saya butuh libur.(*)



0 komentar:

Posting Komentar