Susahnya Dapat Karcis Nonton KCB


KESAL!!! Itulah kesan yang ada di benak saat gagal menyaksikan film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) hari ini. Tadi siang, sekitar jam 13.00 saya datang ke bioskop di M-Tos dengan penuh semangat, namun semangatku berganti lesu saat melihat tulisan di etalase bahwa karcis nonton film KCB sudah habis untuk hari ini. Seingat saya, loket bioskop dibuka nanti jam 12.00. Artinya, saya tiba sejam setelah loket dibuka. Saya hendak memesan tiket untuk pertunjukkan film di malam hari, namun penjaga tiket itu hanya melempar senyum manis saat membisikkan kalimat, “Karcis untuk hari ini sudah habis, nanti besok baru beli lagi yaa.”

Saya tak tahu, sebagus apa sih film ini. Banyak orang yang berbondong-bondong ke bioskop, namun tidak mendapatkan karcis. Saya tidak langsung pulang. Namun melihat-lihat selama beberapa saat. Yang bikin saya heran adalah saat penonton dipanggil untuk nonton film pada pukul 13.00, yang datang tidak terlalu banyak. Jangan-jangan, pernyataan karcis habis adalah bagian dari strategi promosi untuk membuat semua orang penasaran dengan film ini.

Jangan-jangan, sebenarnya karcis hari ini belum habis, namun sengaja diumumkan habis supaya besoknya semua orang yang gagal membeli karcis akan pulang, kemudian bercerita pada banyak orang bahwa penonton film ini membeludak hingga banyak yang tak dapat karcis. Saya tiba pada kesimpulan demikian, karena saya menyaksikan tidak terlalu banyak yang masuk nonton.

Saya masih belum menyerah. Selanjutnya saya menelepon ke bioskop Studio 21 di Mal Ratu Indah. Ternyata, di situ juga diumumkan kalau karcis film itu sudah habis. Semua bioskop di Makassar kehabisan karcis, hanya sejam setelah loket dibuka. Nah, permainan apa lagi ini? Apakah benar habis ataukah ini cuma trik atau strategi demi membuat pasar penasaran, selanjutnya akan berbondong-bondong ke bioskop keesokan harinya? Apakah ini strategi marketing?

Bertubi-tubi pertanyaan memenuhi benak ini. Pasar penonton film di negeri ini adalah pasar yang gampang penasaran dengan isu. Sebuah isu lebih gampang dipercaya ketimbang kebenaran. Buktinya, tiap hari kita dijejali dengan gosip hingga semua acara televisi adalah gosip. Anehnya, masyarakat kita menyambut berita gosip dengan penuh antusiasme. Kita tak pernah belajar bahwa gosip bukanlah fakta, dan menerima gosip tanpa nalar ibarat mempercayai kebohongan begitu saja. Masyarakat kita tak pernah diajari untuk kritis. Buktinya, acara gosip menjadi acara nomor satu dalam hal jumlah penggemar.

Lantas, apa kaitannya dengan habisnya karcis film KCB? Saya menduga ini hanyalah strategi marketing untuk mempromosikan film ini secara diam-diam. Bayangkan, ketika heboh di media massa dan masyarakat tentang film ini tersebar, maka besoknya pastilah semua bioskop akan dibanjiri pengunjung. Semuanya akan mendatangi bioskop dan sang produser film akan duduk manis sambil menghitung receh demi receh yang mengalir ke pundi-pundinya. Mungkin ini agak pesimis, namun adakah yang bisa memberi penjelasan selain dari berita televisi yang penuh gosip?



0 komentar:

Posting Komentar