Dance Like Cinderella!!!


MINGGU ini saya nonton beberapa film baru yang saya beli DVD-nya di lapak-lapak dekat kampus UI. Di antaranya adalah Wanted (yang dibintangi Angelina Jolie), Kungfu Panda II (Jack Black, Angelina Jolie, Jackie Chan), Journey to The Center of Earth (Brendan Fraser), dan Another Cinderella Story (Selena Gomes). Masih ada dua film yang belum saya tonton yaitu Tropic Thunder (Ben Stiller) dan Make It Happen (Mary Elizabeth).

Saya tidak ingin mengisahkan cerita semua film tersebut. Bisa-bisa tulisan ini akan sangat panjang dan membosankan. Palingan, saya hanya cerita sekilas film tersebut. Film Wanted bagiku cukup membosankan. Awalnya saya suka dengan alurnya. Seorang pemuda yang menjadi pecundang, namun dilatih menjadi sosok berbahaya. Masalahnya, film ini ceritanya nggak begitu jelas, konfliknya datar saja, serta penonton mudah boring. Makanya, film ini tidak saya tuntaskan nontonnya.

Kalau Kungfu Panda II adalah kelanjutan dari film Kungfu Panda I. Sebenarnya, Kungfu Panda II ini adalah bonus yang ada dalam versi DVD original film Kungfu Panda. Cuma karena sang pendagang DVD bajakan bisa mencium peluang bisnis dari film ini, makanya dibuat versi II. Film ini sangat singkat yaitu sekitar 35 menit. Isinya adalah kisah yang dituturkan si Panda Poo saat mengajari kungfu sejumlah anak kelinci. Kisah yang dituturkan Poo adalah asal-usul The Furious Five, mengapa mereka bisa menjadi pendekar pilih tanding, serta bagaimana upaya mereka untuk belajar kungfu. Isinya tak sebaik Kungfu Panda I yang usai menontonnya, saya selalu terkenang kalimat Master Oogway, sang guru besar kura-kura yang bijak dan mengatakan, “Yesterday is history, tomorrow is mistery, and today is a gift. That’s why we call it present.”

Film yang paling saya suka ada dua yaitu The Journey to The Center of Earth (disingkat TJTCE) dan Cinderella Love Story II. Film TJTCE diambil dari naskah klasik Jules Verne. Semua film yang diambil dari naskah Verne selalu menarik bagiku. Misalnya Around the World in 80 Days, Five Week in A Baloon, From the Earth to the Moon, dan Twenty Thousand League Under the Sea. Ciri khas karya Verne adalah selalu berupaya menyibak misteri yang terpendam dan diabaikan oleh manusia pada zamannya. Mungkin karena novel itu disusun pada masa ketika sains baru mulai diretas, makanya sajian karya Verne selalu menantang manusia untuk memecahkan misteri.

Film TJTCE mengisahkan tiga orang yang kemudian berkelana hingga dunia di bawah bumi. Ternyata, pada pusat bumi itu terdapat kehidupan sebagaimana kita di permukaan. Hebatnya, film ini menggunakan teknologi grafik yang sangat detail sehingga saat menyaksikannya, kita serasa berada dalam layar film. Apalagi, saya menyaksikan di laptopku dan ditemani headset sehingga suara gemuruhnya seakan mau keluar. Auman dinosaurus seakan nyata. Saya tiba-tiba takut kalau sang dinosaurus melompat keluar dari laptopku. Aarrgghhh……!!!

Satu lagi film yang kusuka adalah Another Cinderella Love Story (disingkat CLS). Film ini tak ada hubungannya dengan Cinderella Love Story I yang dibintangi Hillary Duff. Kisahnya mirip dongeng Cinderella yaitu tentang wanita dari strata sosial yang biasa saja dan tiba-tiba suatu malam dansa dengan seorang pria tampan seperti pangeran, kemudian pada ending-nya mereka hidup bahagia sebagaimana kalimat yang sering diucapkan dalam dongeng fairytale yaitu they live happily ever after…….

Yang menarik adalah adaptasi kisah Cinderella itu pada masa modern. Sang pangeran itu adalah pria populer di sekolah dan terkenal jago untuk urusan dance modern. Sementara sang wanita justru tidak dikenal sama sekali, namun secara diam-diam belajar dance sehingga kemampuannya di atas rata-rata. Pada suatu pesta topeng, tanpa sengaja wanita itu menari tango bersama sang pangeran. Nuansa musik amerika latin terdengar rancak ketika mereka berdua menari berpasangan. Semua menyaksikan. Sang wanita meliuk-liuk dan sesekali melesat bagai terbang, smeentara sang pangeran mengimbangi sambil terpengarah. Ia tak menyangka ada gadis di sekolah itu yang demikian lihai menari sehingga menarikan tango dengan santai, seolah melepaskan energi yang berjejalan keluar dari tubuhnya. Gerak tari adalah medium yang mengalirkan energi dan lepas mengaum dari tubuh dalam gerakan yang indah. Teng!!! Teng!!!! Jam dinding berdentang 12 kali. Kisah selanjutnya bisa ditebak. Gadis itu lari meninggalkan pesta topeng dan tinggallah sang pangeran yang nelangsa.

Menonton film ini sangat menyenangkan. Saya suka musiknya yang menghentak, gerakan yang aduhai, serta emosi anak muda yang begitu dominan. Film ini saya tonton dua kali karena saya sangat menikmatinya. Sungguh, saya suka film ini. Jelang tidur, saya mengkhayalkan diriku sebagai pangeran itu yang mendatangi sang gadis dengan ucapan, “Would u like to dance with me….?


Depok, 23 november 2008
www.timurangin.blogspot.com


1 komentar:

infogue mengatakan...

Artikel anda:

http://hiburan.infogue.com/
http://hiburan.infogue.com/dance_like_cinderella_

promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!

Posting Komentar