Serasa baru kemarin saya terkesima membaca catatanmu di Kompas berjudul Bumi Langit Karaeng Pattingalloang. Selanjutnya saya membaca dan mengoleksi esaimu, yang kemudian jadi bahan penting untuk menyusun buku berjudul Semesta Manusia.
Di mata saya, dirimu adalah pembaca dan penulis yang tekun. Sebagaimana halnya gurumu Goenawan Mohammad, tulisanmu menjadi peta jalan untuk berjumpa dengan para filsuf, ilmuwan, sastrawan, dan para penyair. Tulisanmu mendekatkan semua orang dengan Stephen Hawking, Galileo, Amartya Sen, hingga Colliq PujiE, penyalin kitab sastra La Galigo yang masyhur.
Tulisanmu serupa gelora di mana kata-kata saling bertaut lalu menjadi pedang yang menorehkan jejak di hati anak bangsa.
Dirimu tak sekadar penulis, tapi juga aktivis yang memantik ide cemerlang agar buku-buku tidak hanya beredar di kota, tetapi mengalir hingga pelosok-pelosok. Dirimu membuat Pustaka Bergerak, satu gerakan sosial yang menggerakkan literasi hingga titik terjauh tanah air.
Berkat kata, pengetahuan hadir di relung terjauh anak bangsa, menemukan potensi terbaik anak bangsa, serta memberi cerah dan terang bagi bangsa kita yang tanpa buku akan selalu berada di alam kegelapan.
Selamat jalan senior, sahabat, guru, dan teman diskusi. Ada rasa sesal karena hanya sekali mengabadikan pertemuan kita di Jakarta. Padahal kita beberapa kali jumpa. Innalillahi.
0 komentar:
Posting Komentar