Abraham Samad |
TAHUN
2019 masih jauh. Genderang pemilihan presiden dan wakil presiden belum ditabuh.
Tapi orang-orang mulai menyiapkan mesin untuk memasuki sirkuit pemilihan
pemimpin Indonesia. Banyak strategi telah dihampar. Banyak pula nama yang mulai
disorot lalu didekati, kemudian diberi iming-iming. Satu nama yang sekarang ini
menjadi sorotan adalah Abraham Samad.
Semalam,
saya berdiskusi dengan seorang pengurus teras partai politik. Ia
terang-terangan bercerita tentang betapa Abraham menjadi incaran banyak partai
politik. Kawan itu membahas bahwa Jokowi masih ingin berpasangan dengan
Abraham. Dalam pilpres lalu, Jokowi memang menginginkan Abraham, namun
keinginan itu ditepis oleh kubu Megawati yang menginginkan Kalla. Kini,
keinginan itu kembali bersemi.
Nama
Abraham juga disebut-sebut oleh kubu Prabowo. Kubu Prabowo sejak pilpres lalu
memang menginginkan Abraham. Dengan mudahnya kita menemukan gambar kampanye
Prabowo berpasangan dengan Abraham saat pilpres lalu. Keinginan itu nyaris
bersambut, sebelum akhirnya dikunci oleh partai merah. Abraham pun ikut
menjalankan agenda Koalisi Indonesia Hebat melalui pemberian label
tersangka pada Suryadharma Ali, Ketua Umum PPP.
Di
kalangan para pelaku politik, Abraham adalah nama yang masih menjadi magnit
kuat. Nama ini identik dengan keberanian dalam menerabas korupsi. Publik masih
menganggapnya bersih. Publik masih menganggapnya dizalimi saat dirinya berada
di pucuk pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Abraham dianggap sengaja
digergaji pemerintah berkuasa dengan menggunakan isu murahan yakni administrasi
kependudukan, memasukkan seseorang dalam kartu keluarga. Padahal, lelaki ini
tengah mendorong penanganan kasus korupsi yang nilainya miliaran.
Kini,
Abraham juga mulai memanaskan mesinnya. Ia memang tidak muncul di banyak media
mainstream. Tapi ia mulai rajin berkeliling kampus-kampus untuk memberikan
kuliah umum. Kehadirannya tidak diliput media, akan tetapi banyak orang yang
mengunggah fotonya di media sosial. Soerang teman pernah mengunggah fotonya
saat menunggu kereta di Stasiun Gambir. Bayangkan, soerang mantan Ketua KPK
yang menangani banyak kasus korupsi, ke mana-mana dengan kereta, sebagaimana
warga biasa lainnya.
Jika
hendak dilihat dari sisi politik, gebrakan Abraham itu terbilang senyap, tak
terdeteksi. Tapi secara perlahan mulai mendapat tempat di hati banyak orang.
Entah, apakah kehadirannya itu memang sengaja didesain, namun ia telah
menampilkan satu kata kunci dalam marketing yakni positioning sebagai
warga biasa, setelah sebelumnya menjadi warga yang penuh power. Ia
berhasil menampilkan sosok yang tidak baper, melainkan sosok hebat yang
teraniaya.
Kekuatan
Abraham bisa dilihat dari tiga argumentasi ini. Pertama, Abraham adalah
representasi kawasan luar Jawa. Bagaimanapun juga, pemiihan presiden dan wakil
presiden seyogyanya mempertimbangkan komposisi Jawa dan luar Jawa. Nah, setelah
era Jusuf Kalla yang menjadi representasi luar Jawa dan kawasan timur, belum
ada satupun tokoh yang bisa menjadi ikon itu. Abraham bisa mengisi celah luar
Jawa dan wakil timur itu.
Kedua,
publik suka dengan hal baru. Mereka suka perubahan. Mereka suka dengan sosok
muda yang berintegritas. Sebagaimana publik menyukai Jokowi sebagai sosok baru
yang punya reputasi, Abraham pun punya potensi untuk disukai karena reputasi
dan rekam jejak hebat. Abraham masih identik dengan pejuang anti-korupsi. Dia
pun punya kemampuan artikulasi yang baik dalam meyakinkan banyak kalangan. Jika
kemampuan itu dikemas dalam satu irama kerja-kerja politik, hasilnya akan
dahsyat.
Ketiga,
Abraham juga bisa menjadi representasi Islam. Ia mantan aktivis HMI. Ia sering
menampilkan dirinya sebagai sosok yang Islami. Publik masih ingat, saat
pemberian status tersangka kepada Miranda Gultom, Abraham menggelar jumpa pers
dengan memakai peci putih, sebagaimana lazim dikenakan orang yang baru
saja melaksanakan salat. Rekam jejaknya juga identik dengan kelompok yang
sering mengatasnamakan Islam. Ia pernah menjadi pengacara Komite Penegakan
Syariat Islam (KPSI) Sulsel. Kawan dekat Abdul Azis Qahhar Mudzakkar, bahkan
pernah menjadi pengacara Agus Dwikarna, sosok yang sempat diduga terlibat
teroris di Filipina.
Dengan
berbagai fakta-fakta di atas, wajar saja jika Abraham kini menjadi magnet.
Hanya saja, ada beberapa ganjalan dengan majunya sosok Abraham. Di antaranya
adalah gesekan dengan kelompok Jusuf Kalla yang tidak begitu memberi ruang
baginya. Ia juga tidak begitu disukai di Makassar sejak kasus korupsi yang
melibatkan nama Walikota Makassar Ilham Arief Siradjuddin muncul di permukaan.
Belum lagi isu-isu perempuan yang sering ditujukan padanya di media sosial. Ada
pula yang bercerita bahwa Abraham didukung taipan. Kemungkinan kasus-kasus dan
gosip tentangnya akan kembali bermunculan. Beredar pula informasi bahwa Abraham
tidak sehebat Bambang Widjojanto selama di KPK, hanya saja Abraham yang
kemudian sering tampil ke publik.
Dunia
politik memang penuh onak dan duri. Siapapun yang memasukinya mesti siap untuk
menghadapi seliweran isu. Jika Abraham hendak memasukinya, dia mesti siap
meniti di antara duri-duri dan ranjau yang ditebar untuknya. Kematangannya akan
ditentukan pada sejauh mana ia meniti. Yang pasti, namanya masih kuat tertanam
di benak publik sebagai figur anti-korupsi.
Di
akhir pembicaraan, kawan itu berbisik bahwa dalam waktu dekat akan
ada pertemuan antara salah satu calon presiden dengan Abraham di
makam Soeharto. Pembicaraan itu akan membahas berpasangannya mereka di arena
pilpres mendatang. Benar atau tidak informasi itu, saya memilih untuk diam dan
tidak menanggapinya. Dalam hati saya berujar, "Selamat datang
Abraham."
Bogor, 25 Februari 2017
8 komentar:
Kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya...
Di tunggu...
Saya senang baca tulisan ini karena dua hal: 1.saya penulis biografi Abraham Samad ketika beliau masih memimpin KPK, dan 2.saya senang dengan orang muda seperti dia yang punya integritas dan cita-cita besar untuk Indonesia. Sampai jumpa di 2019
Sampai jumpa di 2019
Saya senang jika beliau ingin kembali tampil untuk berjuang demi bangsa yg tengah carut marut seperti sekarang.
Menurut saya beliau adalah Pendekar Hukum kedua di wilayah timur setelah pendekar Hukum Alm. Prof. Baharuddin Lopa.
Saya senang jika beliau ingin kembali tampil untuk berjuang demi bangsa yg tengah carut marut seperti sekarang.
Menurut saya beliau adalah Pendekar Hukum kedua di wilayah timur setelah pendekar Hukum Alm. Prof. Baharuddin Lopa.
Saya senang jika beliau ingin kembali tampil untuk berjuang demi bangsa yg tengah carut marut seperti sekarang.
Menurut saya beliau adalah Pendekar Hukum kedua di wilayah timur setelah pendekar Hukum Alm. Prof. Baharuddin Lopa.
Saya senang jika beliau ingin kembali tampil untuk berjuang demi bangsa yg tengah carut marut seperti sekarang.
Menurut saya beliau adalah Pendekar Hukum kedua di wilayah timur setelah pendekar Hukum Alm. Prof. Baharuddin Lopa.
Posting Komentar