Noverius Nggili |
JIKA banyak anggota pegawai negeri sipil
(PNS) yang terjebak dengan birokrasi dan rutinitas kerja di kantor, seorang PNS
di Kupang justru menginspirasi banyak orang melalui kegiatan geng motor. Jangan
terkejut, ia membuat geng motor yang rajin ke desa-desa dan secara aktif
melakukan penyuluhan peternakan, mendorong ekonomi para peternak, serta
memberikan jawab atas banyak masalah desa. Tak heran jika ia telah memanen
penghargaan dari pemerintah dan lembaga internasional.
SENYUM lebar langsung nampak di wajah pria
itu ketika sejumlah masyarakat datang berkunjung ke rumahnya. Di rumah, yang
kerap disebutnya sebagai markas, ia menanti bersama sejumlah anak muda yang
tergabung dalam Geng Motor Imut. Mulanya aku heran mendengar kata ‘imut’ sebab
mengesankan kalau geng itu beranggotakan gadis-gadis ABG. Ternyata Imut adalah
singkatan dari Aliansi Masyarakat Peduli Ternak.
Lelaki itu bernama Noverius Nggili. Ia
kerap dipanggil Frits. Ketika kutemui, ia masih mengenakan pakaian dinas
pegawai negeri sipil. Rambutnya dipotong pendek. Padahal, kata banyak orang, ia
memelihara rambut panjang. Ternyata, ia sengaja memotong pendek. “Biar nampak
unik,” katanya sembari mengisap rokok kretek.
Saat bertemu, ia menunjukkan alat
sederhana yang dibuatnya untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Banyaknya
warga yang tinggal di pulau kecil yang mengalami krisis air telah memberinya
banyak inspirasi untuk membuat alat sederhana yang kemudian bisa diterapkan
warga. Bersama rekannya, ia menghasilkan alat itu dari bengkel inovasi yang
ddirikannya.
Alat itu menjadi solusi tepat dan murah
bagi banyak masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di NTT yang sulit
mendapatkan air tawar. Ternyata, alat itu terpilih sebagai salah satu finalis
Mandiri Young Technopreneur Award 2011, sebuah ajang penghargaan yang diadakan
Bank Mandiri bagi anak-anak muda yang telah menciptakan teknologi tepat guna
untuk kepentingan masyarakat.
alat desalinator imut |
Frits punya dua hobi. Pertama, memperdalam
pengetahuan tentang ternak. Kedua, mengutak-atik motor bersama sejumlah anak
muda. Demi menyalurkan dua hobinya itu, ia lalu membuat satu geng motor yang
bertujuan positif yakni sering bepergian ke desa-desa lalu belajar bersama
warga untuk mengatasi banyak masalah.
Niat Frits adalah murni untuk berbagi
pengetahuan. Bersama sahabat-sahabatnya sesama alumnus Fakultas Peternakan
Universitas Nusa Cendana (Undana), Frits melakukan konvoi motor ke banyak
daerah terpencil di bumi Timor. Beberapa sahabatnya adalah Gunawan Dwi
Junianto, Semi Kase, Donald Mangngi, dan Jurgen Nubatonis. Mereka sama-sama
prihatin melihat kondisi petani dan peternak di Nusa Tenggara Timur yang
sepertinya tak kunjung tak kunjung sejahtera.
“NTT pernah menjadi sentra produksi ternak
di era 70an. Budaya beternak dan bertani telah melekat erat di masyarakat.
Namun hingga kini, banyak masalah yang dihadapi masyarakat peternak sepertinya
belum terjawab oleh maraknya program dan bantuan pemerintah dan badan
pembangunan lain yang sifatnya periodik”, tuturnya. Serangkaian diskusi
yang dilakukan sepuluh tahun silam menyadarkan mereka bahwa sebagian besar
program dan bantuan tersebut belum berhasil mentransfer ilmu praktis yang
dibutuhkan petani dan peternak untuk menyelesaikan berbagai masalah yang mereka
hadapi secara mandiri.
“Kita sama tahu kalau ada banyak
riset-riset yang tersimpan di lemari-lemari perpustakaan kampus kita.
Sayangnya, riset itu hanya disimpan begitu saja. Malah dipenuhi debu. Banyak
hasil penelitian yang menumpuk di perpustakaan kampus tapi tidak menghasilkan
perubahan apa-apa bagi para peternak dan petani di pelosok NTT. Makanya, kami
ingin berbagi ilmu itu kepada masyarakat,” katanya.
lambang Geng Motor Imut |
Bersama sahabatnya, ia membentuk Geng
Motor Imut pada tahun 2010. Syarat untuk menjadi anggota simpel. Minimal
memiliki dua ekor ternak, bersedia untuk berbagi pengetahuan, serta suka
berkelana dengan motor. Dengan motto ‘Tapaleuk urus ternak’, Geng Motor
Imut telah mengunjungi 44 desa dan kelurahan di sebilan pulau NTT. Inovasi
mereka tidak hanya pada ternak, tapi juga merambah ke peningkatan perbaikan
kesejahteraan peternak.
Kelompok ini juga membangun jaringan
dengan banyak kelompok baik di Kupang, maupun di luar negeri. Bahkan lembaga
dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni Food and Agriculture Organization
(FAO) bekerjasama dengan mereka melalui program Regional Fisheries Livelihoods
Programme for South and Southeast Asia untuk memperkenalkan penggunaan biogas
sebagai mata pencaharian alternatif dan solusi atas langkanya bahan bakar
minyak.
Ranjau Birokrasi
Yang mengesankanku adalah di sela-sela
misi idealisnya di kelompok Geng Motor Imut, Frits dan rekan-rekannya tetap
menjalani profesinya sendiri. Setiap harinya, Frits berkantor di Pemerintah
Kota (Pemkot) Kupang. Ia menjalani hari sebagai seorang birokrat yang setia
dengan berbagai aturan. Meskipun, dalam beberapa percakapan, ia juga mengakui
kalau aturan-aturan birokratis kerap menghambat seorang pegawai untuk
berimprovisasi.
“Memang, banyak yang harus dibenahi. Namun
kita harus yakin bahwa kita bisa berbuat banyak kebaikan. Ada banyak lapangan
pengabdian yang bisa kita pilih. Selagi kita punya pengetahuan, maka harusnya
kita banyak berbagi,” katanya.
Frits memang menginspirasi. Ia melakukan
banyak kegiatan yang kemudian menjadi arena baginya untuk mengekspresikan
idealisme, serta niat tulusnya untuk berbagi pengetahuan dengan orang lain.
Sungguh beruntung bisa bertemu dengannya di Kupang.
membuat pakan ternak dari bahan organik |
Pertemuan itu meninggalkan jejak mendalam
bagiku. Ketika berkunjung ke banyak desa, aku menemukan banyak pribadi-pribadi
hebat yang memahami alam, dan mengalir bersamanya. Di Bogor, aku bertemu
seorang pria yang melestarikan varietas kopi-kopi lokal dengan cara pertanian
tradisional, tanpa bahan kimia. Di beberapa pulau di Indonesia timur, aku
bertemu banyak nelayan hebat yang punya banyak strategi ketika badai sedang
berkepanjangan. Terakhir, beberapa hari silam, aku bertemu sejumlah petani di
Mamasa, Sulawesi Barat, yang memahami tanda-tanda bintang demi menentukan waktu
tanam padi.
Dunia memang akan berubah apabila ada
sejumlah orang baik yang bekerja dengan ikhlas dan menginspirasi sesamanya.
Mereka adalah oase bagi kita untuk menemukan mutiara bahwa di tengah dunia yang
penuh kekeruhan, selalu saja ada kejernihan yang memancar pada pribadi-pribadi
yang setia berbagi pengetahuan kepada sesamanya.
10 komentar:
saya juga seorang pengajar tapi belum pns sih, tapi saya sangat senang melihat ada pns seperti itu,, karena pns sekarang kebanyakan sudah pada pingin menikmati uang saja,, semoga lebih banyak pns yang sperti itu
wah kreatif perlu di tiru nih idenya bapak,,, untung meningkatkan ekonomi masyrakat,,
haha keren bapak noveus,, ide menginspirasi saya untuk mengembangkan masyarakat saya yang ada dilingkungan saya , makasih bapak noveus
keren kreatif banget bapaknya,,,
moga sukses deh,,
sip deh jempol sepuluh buat bapak noveus ,,, inspiratif banget,, lanjutkan
kerennnn nih,,,,, menginspirasi banyak orang,, good job
good job lah buat bapak noveus,, kereennnnn deh
good job buat bapak noveus,, sepuluh jempol,,
super kreatif banget deh,, buat bapak noveus,, kereen idenya,,,
ini yang namanya Pemuda yang membawa perubahan bagi masyarakatnya. sangat inspiratif dan menjadi panutan bagi pemuda lainya... semoga sukses selalu
Posting Komentar