usai memindahkan alas spring bed dan lampu dari tong sampah |
USAI
wisuda dan musim libur, banyak mahasiswa yang kembali ke kampung masing-masing.
Bagi mahasiswa internasional, mereka mesti siap-siap untuk meninggalkan
apartemen dan kembali ke negara masing-masing. Di saat seperti ini, tong sampah
akan penuh dengan barang-barang berkualitas yang dibuang pemiliknya. Nah,
melihat barang mewah dan berkualitas itu, saya tergoda dan ikut-ikut menjadi
pemulung. Lho? Gimana ceritanya?
Setiap
penyewa apartemen memahami kebijakan untuk membersihkan dan mengosongkan
apartemennya. Di apartemen saya, pemilik apartemen sudah mewanti-wanti agar
saat meninggalkan apartemen mesti dalam keadaan yang bersih, sebagaimana saat
memasukinya. Artinya, kita tak boleh meninggalkan satupun benda milik kita di situ.
Jika lalai, maka kita akan dikenakan denda hingga 50 dollar, yang dipotong dari
uang muka saat kita pertama masuk apartemen.
Buat
yang terlanjur membawa barang, tentu denda ini jadi masalah. Apalagi, beberapa
apartemen ditawarkan dalam keadaan unfurnished
alias tanpa furniture. Saat pindahan,
penyewa harus mengosongkannya, sebagaimana saat masuk. Bagi yang tinggal jauh,
atau bagi yang tinggal di negara lain, maka tentunya tak ada pilihan. Mereka
mesti membuang semua benda tersebut ke tong sampah. Nah, inilah sebab, mengapa
tong sampah dipenuhi dengan barang-barang mewah dan berkualitas.
saat menunggu bala bantuan |
sofa yang berhasil dipindahkan ke apartemen |
Tadinya,
saya tak ingin ikut-ikutan jadi pemulung.
Dua hari lalu, saat melintas di dekat tong sampah, saya terkejut melihat
spring bed jenis mahal di Indonesia,
sofa panjang, kursi-kursi makan yang berukir, serta lampu hias yang dibuang
begitu saja. Saya teringat kalau tidak
lama lagi, keluarga akan tiba di sini. Jika saya pindah ke apartemen baru yang
unfurnished, tentunya saya akan mengeluarkan biaya besar untuk membeli perabot.
Iman
saya langsung goyah. Saya mengontak beberapa teman untuk membantu memindahkan
barang-barang itu. Kami lalu memindahkan beberapa barang. Lumayan, sebab saya
bisa dapat barang yang mahal, berkualitas, dan gratis. Saya hanya mengambil
barang seperlunya. Seorang teman asal Afrika dapat televisi Toshiba layar datar
20 inch serta microwave. Teman itu
memang rajin memonitor tempat sampah. Beda dengan saya yang hanya sekali
melintas, langsung memindahkan barang. Hehehe..
spring bad yang diambil dari tong sampah |
tulisan ini tertera di banyak tong sampah di Athens, Ohio |
Di
Athens, Ohio, para mahasiswa tak perlu malu untuk jadi pemulung. Hampir semua
orang yang pernah belajar di Amerika, pasti pernah melakukannya. Bahkan
beberapa tokoh kondang bergelar professor doktor yang dahulu belajar di sini,
juga melakukannya. Memulung barang jelas jauh lebih ekonomis ketimbang membeli
yang baru. Apalagi, barang yang dibuang ke tong sampah bukanlah barang yang
jelek. Malah, barang itu sangat bagus.
Di
saat, menuntaskan tulisan ini, seorang teman cantik asal Cina bernama Long
Zhong tiba-tiba menelepon. “Hai Yusran. Apa kamu sedang sibuk malam ini? Saya
ingin membuang perangkat DVD player, playstation, serta televisi layar datar di apartemen saya.
Apa kamu mau membantu saya untuk membuangnya ke tong sampah?” katanya.
Tiba-tiba saya mengalami dilema, apakah saya
akan membuang benda itu ataukah memindahkannya ke tempat saya. Hmmm…
Athens, 26 Juni 2012
1 komentar:
Waaawwww, hihihi...
Di sana tempat sampahnya oke bener ya, ahihihi!
Posting Komentar